Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat sepanjang periode Januari-Agustus 2020, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 mencapai Rp 500,5 triliun. Defisit ini setara dengan 3,05% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, defisit tersebut mengalami kontraksi lebih dalam apabila dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama di 2019 yakni Rp 197,9 triliun, atau setara dengan 1,25% dari PDB.
Dari sisi pendapatan negara, realisasi di delapan bulan pertama 2020 sebesar Rp 1.034,1 triliun, setara dengan 60,8% dari target APBN-Perpres 72/2020 yang capai Rp 1.699,9 triliun.
Realisasi ini juga mencatatkan pertumbuhan negatif 13,1% apabila dibandingkan dengan realisasi di Januari-Agustus 2019 yang sebesar Rp 1.190,2 triliun.
Baca Juga: Resesi kian mengancam, Sri Mulyani ramal ekonomi Indonesia tahun ini bisa minus 1,7%
Kondisi penerimaan negara dalam depan bulan pertama di tahun ini perlu diwaspadai. Sebab, persentase pelemahannya sudah di atas target penerimaan negara akhir tahun yang diprediksi hanya minus 10% secara year on year (yoy).
Hal tersebut, utamanya dipengaruhi oleh realisasi penerimaan perpajakan yang loyo. Catatan Kemenkeu, penerimaan pajak di sepanjang Januari-Agustus 2020 hanya Rp 789,1 triliun, setara dengan 56,8% dari target APBN-Perpres 72/2020 sebesar Rp 1.404,5 triliun.
Untuk belanja negara, realisasinya pun baru Rp 1.534,7 triliun, setara dengan 56% dari target APBN-Perpres 72/2020 yang sebesar Rp 2.739,2 triliun.
Belanja negara mencatatkan pertumbuhan 10,6% apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 1.388,1 triliun.
Adapun dari sisi pembiayaan, realisasi sampai dengan akhir Agustus 2020 sebesar Rp 667,8 triliun atau 64,3% dari APBN-Perpres 72/2020 sebesar Rp 1.039,2 triliun.
“Defisit kita sudah Rp 500,5 triliun. Situasi ini musti kita jaga, meskipun SBI yield Indonesia mengalami penurunan. Namun tetap musti berhati-hati,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi APBN Laporan Periode Realisasi Agustus, Selasa (22/9).
Selanjutnya: Ini alasan pemerintah kenakan bunga saat tempatkan dana Rp 30 triliun di Himbara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News