kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dube RI mengaku Ruyati tidak didampingi pengacara


Kamis, 23 Juni 2011 / 20:47 WIB
ILUSTRASI. Peneliti Jepang temukan fakta bahwa virus corona bisa menyerang otak.


Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Duta Besar Republik Indonesia di Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur, akhirnya mengaku kalau Ruyati binti Sapubi selama dalam pengadilan Arab Saudi tidak didampingi pengacara. Pendampingan Ruyati hanya menggunakan sataf satgas Konsulat Jenderal RI (KJRI).

"Staf satgas KJRI dengan petunjuk-petunjuk pengacara. Itu sama dengan pengacara. Dan pendampingan itu staf senior dan pernah dampingi Nurmakin Sabri TKI yang dihukum mati bisa bebas," ujar Gatot seusai rapat dengan Komisi I, Kamis (23/6).

Gatot berkelit, meski pendamping Ruyati hanya staf KJRI, tapi staff itu memiliki status diplomatik dan mempunyai status institusi pemerintah dengan Indonesia. Tak hanya itu, Staf KJRI itu juga menurut Gatot bisa memberi nasihat ke hakim Arab Saudi. "Bisa langsung interupsi dan memberikan nasihat itu," jelasnya.

Sekadar informasi, Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, Ruyati, binti Sapubi ditetapkan pengadilan Arab Saudi bersalah karena telah membunuh majikan pada 12 Januari 2010. Ruyati mendapat hukuman mati, ia pun dihukum pancung pada Sabtu (18/6). Dalam eksekusi itu pemerintah Arab Saudi tidak menginformasikan tanggal eksekusi kepada pemerintah Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×