Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mendapat perhatian besar dari pemerintah. Salah satunya, pemerintah memberikan pelatihan kepada pelaku UKM untuk dapat memasuki pasar ekspor Timur Tengah.
Sebagai tindak lanjut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian beserta Kamar Dagang Indonesia (Kadin) menggelar pertemuan antara dengan Otoritas Kawasan Industri Zona Bebas Jebel Ali (Jafza) Dubai untuk membahas kerja sama di sektor UKM, Selasa (8/4).
"Jafza menyediakan lahan seluas 100 meter persegi untuk pemerintah sebagai kantor inkubasi pelaku usaha," kata Edy Putra Irawady, Deputi Menko Bidang Industri dan Perdagangan Kementerian Bidang Perekonomian, di Jakarta, Selasa (8/4).
Di sana, UKM akan diberi pelatihan sebelum masuk ke pasar. Seperti mendesain stan, tempat pengiriman dan menyesuaikan produk dengan permintaan pasar yang menyangkut mutu, label berbahasa Arab.
Kerjasama dengan Jafza ini cocok untuk UKM kelas menengah. Apalagi letak geografis Dubai terbilang strategis.
"Kawasan Timur Tengah punya trading yang besar. Nah Dubai ini kuncinya," jelas Edi.
Dengan kerja sama tersebut, kata Edi, pemerintah berharap produk UKM yang sudah masuk inkubasi di Dubai bisa lebih mudah melebarkan sayap ke negara lainnya.
"Tidak ada pengenaan pajak atau bea masuk bagi perusahaan asing di sana. Ini yang juga menjadi salah satu keuntungan. Kalau di Indonesia kan belum apa-apa sudah bayar," jelasnya.
Keringanan biaya sewa sebesar 45% untuk kantor inkubator juga bisa menjadi pertimbangan. Sehingga, luas kantor yang awalnya 100 meter persegi bisa diperluas menjadi 300 meter persegi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News