kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dua Menteri Sarankan Masyarakat Tidak ke Luar Negeri Saat Libur Panjang, Mengapa?


Selasa, 19 April 2022 / 05:07 WIB
Dua Menteri Sarankan Masyarakat Tidak ke Luar Negeri Saat Libur Panjang, Mengapa?


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat diimbau untuk tidak bepergian ke luar negeri pada saat libur panjang. Imbauan ini dikeluarkan oleh dua menteri kabinet Jokowi, yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon) Airlangga Hartarto dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. 

Melansir laman setkab.go.id, Airlangga mengatakan, imbauan untuk tidak ke luar negeri dikeluarkan pemerintah karena ada potensi penularan kasus Covid-19 dari luar negeri.

“Dengan adanya libur panjang, ini masyarakat juga diimbau untuk tidak bepergian ke luar negeri karena kita ketahui di negara lain situasinya tidak sama dengan di Indonesia, sehingga ada potensi penularan dari luar negeri,” ujarnya.

Dia menambahkan, pandemi saat ini belum berakhir sehingga masyarakat harus tetap waspada. Apalagi kasus di sejumlah negara juga mengalami peningkatanan, salah satunya di Tiongkok.

"Kita tetap harus waspada dan kita lihat di beberapa negara, termasuk di Shanghai, China itu terjadi kenaikan. Tentu kita tidak ingin bahwa kenaikan tersebut membawa virus yang nanti dibawa oleh PPLN kita ke dalam negeri," ujarnya.

Baca Juga: Link Pendaftaran dan Syarat 8 Mudik Lebaran Gratis 2022

Senada, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin juga menyampaikan bahwa sejumlah negara tetangga lain juga mengalami lonjakan kasus, misalnya Republik Korea yang kasus hariannya mencapai ratusan ribu. 

Untuk itu, Menkes mengingatkan agar masyarakat tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, terutama memakai masker.

“Arahan dari Bapak Presiden kita harus hati-hati dan waspada, jangan sombong dan jemawa. Kita bisa melakukan pergerakan dengan lebih normal tapi tetap harus hati-hati dan waspada," tegasnya. 

Budi menekankan, yang paling penting adalah masyarakat harus memakai masker. 

Baca Juga: Jokowi: Puncak Arus Mudik 28-30 April 2022

"Masker itu sudah menjadi gaya hidup, saya lihat. Ibu-ibu yang punya jilbab, jilbabnya cokelat masker cokelat, jilbabnya kuning maskernya kuning. Jadi saya rasa bukan sesuatu hal yang aneh lagi," tegasnya.

Menkes juga menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menghadapi pandemi ini sehingga tidak terjadi lagi lonjakan kasus COVID-19.

"Kita jaga terus, disiplin memakai masker. Tidak usah terlalu terburu-buru mengikuti negara-negara lain yang terlampau agresif tapi kemudian malah naik lagi (kasusnya). Karena sayang, momentum perbaikannya sudah kita capai dan ini juga akan sangat mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depannya," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×