kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

DPR Sepakati Setoran Dividen BUMN Rp 28,6 T


Rabu, 12 Agustus 2009 / 10:19 WIB


Reporter: Martina Prianti |

JAKARTA. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati besaran setoran dividen badan usaha milik negara (BUMN) untuk pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2009 sebesar Rp 28,6 triliun. Jumlah ini meningkat Rp 2,5 triliun ketimbang target setoran dividen BUMN yang ditetapkan sebelumnya, yakni Rp 26,1 triliun.

Sekretaris Kementerian Negara BUMN Muhammad Said Didu yakin, target tersebut bakal tercapai. "Tenang saja, BUMN sedang baik," ujar Said usai rapat dengan Panitia Anggaran DPR, Selasa (11/8).

Adapun tambahan dividen sebesar Rp 2,5 triliun tersebut, ujar Said, akan diambil dari dividen interim BUMN tahun buku 2009 sebesar Rp 2 triliun. Dividen interim adalah dividen yang dihitung dari laba bersih tahun berjalan.

Sayangnya, Said enggan menyebutkan BUMN mana yang akan dimintai dividen interim tersebut. "Kami lihat di triwulan ketiga, perusahaan mana yang kelebihan uang. Kalau tidak diinvestasikan nanti kami ambil," ujarnya. Ia juga tidak menyebutkan dari mana sisa dividen sebesar Rp 500 miliar agar tambahan dividen genap Rp 2,5 triliun.

Yang jelas, kata Said, setoran dividen terbesar untuk APBN-P 2009 tetap berasal dari Pertamina. Said menghitung, setoran dividen Pertamina bisa mencapai Rp 20 triliun.

Selain dari Pertamina, pemerintah juga mengandalkan dividen dari bank pelat merah.

Said menjamin bahwa penarikan tambahan dividen tersebut tidak akan membuat investasi BUMN terganggu. Soalnya, setoran tersebut hanya akan diambil dari BUMN yang memiliki kas berlimpah dengan rencana investasi yang relatif sedikit.

Dengan begitu, dana perusahaan yang semestinya dipakai sebagai belanja modal alias capital expenditure (capex) tidak akan berkurang.

Pemerintah mencatat, jumlah capex BUMN pada 2005 lalu hanya mencapai Rp 32 triliun. Tiga tahun kemudian, belanja modal BUMN melesat menjadi Rp 128 triliun. Nah, tahun ini, jumlah capex BUMN diperkirakan mencapai Rp 151 triliun. "Jadi, dividen tinggi, investasinya juga tinggi," ujar Said meyakinkan.

Tahun depan turun

Lantas, bagaimana setoran dividen BUMN tahun depan? Said menyatakan jumlah dividen yang diterima Pemerintah 2010 mungkin akan lebih kecil dibandingkan tahun ini. Sayang, Said lagi-lagi bungkam saat ditanya kepastian angkanya. "Tunggu saja pembahasannya," kilahnya.

Rencana pemerintah meminta tambahan dividen ternyata membuat khawatir sejumlah petinggi BUMN. Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan pernah bilang bahwa tambahan dividen bisa memberatkan keuangan perusahaannya. Sebab, Pertamina sedang membutuhkan banyak dana untuk investasi.

"Saya dan Pak Menteri BUMN sudah bertemu satu kali dan masih harus dimatangkan lagi," tuturnya.

Sebaliknya, Juru Bicara PT Telekomunikasi Indonesia Eddy Kurnia mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya keputusan dividen kepada pemerintah sebagai pemegang saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×