kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

DPR bentuk panja untuk ungkap kasus sedot pulsa


Jumat, 21 Oktober 2011 / 16:55 WIB
ILUSTRASI. Garena Arena of Valor gelar event Top Up 800 bonus 800 Voucher, mulai hari ini!


Reporter: Eka Saputra | Editor: Test Test

JAKARTA. Anggota Komisi I DPR RI, Max Sopacua mengatakan saat ini sudah resmi terbentuk Panita Kerja (Panja) Mafia Pulsa. Panja ini akan mengusut kasus penyedotan pulsa yang ramah dibicarakan belakangan.

Menurutnya para operator telepon dan content provider tidak bisa begitu saja lepas tangan dari masalah ini. “Beberapa waktu lalu kami didatangi para musisi yang mengeluhkan pemberhentian layanan ring back tones (RBT). Saya katakan, ini tidak diberhentikan selamanya, kita ingin masalah ini selesai dulu. Tentu kita tahu itu RBT sumber pendapatan mereka, tapi soal sedot pulsa harus jelas,” katanya, Jumat (21/10).

Target panja ini adalah tersingkapnya pihak-pihak yang bermain dalam kasus penyedotan pulsa agar tidak ada preseden serupa di masa depan. “Ini kan sifatnya hubungan bilateral, content provider dengan operator telepon. Bahkan, mungkin juga multilateral, dengan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) sebagai pengawas. Operator pasti tahulah apa-apa saja ulah content provider, masak dia enggak tahu ada reg dan unreg. Makanya kita sebut ini Panja Mafia Pulsa, pencurian pulsa. Bukan sebatas kreasi anak bangsa, BRTI kan juga sudah laporkan beberapa content provider yang diduga nakal, ini akan kita tindak-lanjuti,” ujarnya lagi.

Panja sendiri baru akan bekerja setelah reses DPR pertengahan November mendatang. Panja akan memanggil tiap operator dan content provider yang ada, termasuk mendengarkan keterangan sejumlah korban. “Tentu tidak bisa semua korban ya, tidak sedikit ini. Dari 150 juta orang Indonesia yang pakai handphone, itu kan 90% prabayar. Kalau sehari disedot Rp 10.000 atau Rp 50.000, bayangkan itu berapa yang dia dapat. Kan ada yang kalau pilih unreg saja tetap kepotong pulsanya,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×