Reporter: Handoyo | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Pemerintah tetap konsisten mengeber pembangunan infrastruktur. Salah satu percepatan pembangunan infrastruktur yang dikebut adalah pembangunan jalan.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Hediyanto W Husaini mengatakan, dengan kondisi perlambatan ekonomi maka proyek investasi harus semakin diperbanyak. "Kalau ada perlambatan, harus kita kebut supaya ekonomi jalan," kata Hediyanto, Rabu (29/7).
Kementerian PU-PR optimistis pembangunan infrastruktur bisa memperlancar kegiatan ekomoni. Akses jalan akan memperlancar arus distribusi sehingga semakin mendorong perekonomian.
Di Kementerian PU-PR alokasi untuk pembangunan jalan cukup besar tiap tahunnya. Berdasarkan perhitungan indikatif, alokasi anggaran untuk Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2016 sebesar Rp 46 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar 80% tersalurkan untuk proyek pembangunan jalan nasional, sementara sisanya untuk pembangunan tol dan pembebasan tanah.
Hediyanto bilang, saat ini pihaknya masih belum dapat merilis tender proyek pembangunan jalan untuk tahun depan tersebut. Hediyanto hanya bilang, panjang jalan nasional yang akan dibangun atau diperbaiki untuk tahun 2016 mencapai 47.000 kilometer (km). Sementara, untuk proyek pembangunan jalan tol baru panjangnya mencapai 1.000 km.
Sekadar catatan saja, untuk mempercepat pembangunan proyek infrastruktur, Menteri PU-PR mengeluarkan surat instruksi Nomor 03/IN/M/2015 tentang percepatan pelaksanaan anggaran tahun anggaran 2015 dan pelelangan dini tahun 2016 di Kementerian PU-PR. Dalam isi surat instruksi tersebut, selain mempercepat proyek pengerjaan yang sudah di kontrak pada tahun 2015, juga diperintahkan untuk segera mengusulkan paket pengerjaan tahun jamak atau multi years kontrak ke Menteri PU-PR.
Untuk mempercepat pelaksanaan proyek, kontraktor diminta untuk menambah shift pengerjaan siang dan malam. Sampai saat ini, serapan anggaran dari Dirjen Bina Marga sekitar 23% dari anggaran yang diberikan sebanyak Rp 56 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News