kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.313   10,00   0,06%
  • IDX 7.192   51,54   0,72%
  • KOMPAS100 1.027   0,61   0,06%
  • LQ45 779   -0,14   -0,02%
  • ISSI 237   2,91   1,24%
  • IDX30 402   -0,27   -0,07%
  • IDXHIDIV20 464   1,04   0,22%
  • IDX80 116   0,22   0,19%
  • IDXV30 118   1,12   0,95%
  • IDXQ30 128   -0,16   -0,12%

Dorong Ekonomi, BI-Rate Masih Bisa Diturunkan Hingga 75 Basis Poin


Rabu, 16 Juli 2025 / 20:12 WIB
Dorong Ekonomi, BI-Rate Masih Bisa Diturunkan Hingga 75 Basis Poin
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) dinilai masih harus memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate lebih lanjut pada tahun ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dinilai masih harus memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate lebih lanjut pada tahun ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian menyampaikan, diperlukan pemangkasan suku bunga hingga 75 basis poin (bps) lagi menuju level BI-Rate sebesar 4,50% untuk menjaga pertumbuhan ekonomi agar tidak melambat lebih dalam.

Sebagaimana diketahui, tahun ini BI sudah melakukan pemangkasan BI-Rate sebanyak tiga kali yakni pada Januari, Mei, dan Juli 2025 masing-masing sebanyak 25 bps. Kini BI-Rate berada di level 5,25%.

“Kita expect sampai (BI-Rate) sampai 4,50% tahun ini,” tutur Fakhrul kepada Kontan, Rabu (16/7).

Baca Juga: BI-Rate Masih Perlu Dipangkas Lagi agar Dampak ke Sektor Riil Terasa

Ekspektasinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa mencapai 4,8% dengan pemangkasan suku bunga tersebut. Lebih tinggi dari batas bawah proyeksi pemerintah sebesar 4,7%, namun lebih rendah dari target batas atas sebesar 5%.

Ia membeberkan, alasan pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tidak mampu mencapai 5% pada tahun ini meski ada pemangkasan suku bunga yang cukup banyak, lantaran perekonomian domestik tertekan dampak global.

Tekanan tersebut diantaranya, kebijakan tarif resiprokal oleh AS yang memicu perang dagang, permintaan perdagangan global yang dengan menurun, dan juga risiko ketidakpastian lainnya.

“Jadi pemangkasan suku bunga menanggapi perlambatan global (agar ekonomi tidak terperosok lebih dalam),” ungkapnya.

Meski demikian, Fakhrul menyebut, pemangkasan suku bunga lebih lanjut akan bisa dilakukan, dengan syarat adanya kesepakatan perdagangan dan kondisi perang dagang yang mengubah konstalasi neraca pembayaran di dunia.

Dengan adanya kesepakatan tersebut, maka akan terjadi perubahan aliran modal, yang memungkinkan negara seperti Indonesia diuntungkan.

Selain itu, dengan adanya perang dagang, urgensi bagi negara surplus untuk berinvestasi dalam US treasury menjadi turun, dan harus terjadi realokasi dari fx reserve. Ini akan menjadi hal kunci untuk penguatan rupiah dan pemotongan bunga selanjutnya.

“Jika step ini berhasil, pemotongan BI-Rate masih bisa berlanjut sampai ke 4,5% tahun ini dan rupiah bisa terus menguat ke Rp 15,500 per dollar AS tahun ini,” tandasnya.

Baca Juga: Bank Indonesia Masih Mencermati Peluang Penurunan BI-Rate Tahun Ini

Selanjutnya: Dituding Isu Beras Oplosan, Food Station Angkat Bicara

Menarik Dibaca: 5 Aroma Parfum yang Cocok Dipakai Siang Hari, Segarnya Bikin Semangat!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×