kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.220   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Dorong DHE masuk ke bank domestik, BI sesuaikan pricing fasilitas swap


Minggu, 05 Agustus 2018 / 14:40 WIB
Dorong DHE masuk ke bank domestik, BI sesuaikan pricing fasilitas swap
ILUSTRASI. Dody Budi Waluyo


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI)  sedang menyiapkan aturan agar tarif transaksi swap melalui BI bisa lebih kompetitif. Tujuannya untuk mendorong devisa hasil ekspor (DHE) masuk ke perbankan domestik.

“Salah satu upaya yang sedang didorong BI untuk mendorong DHE masuk ke perbankan domestik adalah dengan penyesuaian pricing fasilitas swap dengan BI yang lebih menarik dari saat ini,” kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo kepada KONTAN, Sabtu (5/8).

Ia menjelaskan, swap adalah transaksi pertukaran dua valas melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka, atau penjualan tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Tujuannya untuk mendapatkan kepastian kurs (kurs bersifat tetap selama kontrak) sehingga dapat menghindari kerugian selisih kurs.

Dengan membuat menarik price dari swap, maka akan menarik bagi investor menjual DHE ke bank dan seterusnya bank ke BI. "Dan pada saat jatuh tempo dapat kembali membeli valas dengan kurs yang telah disepakati,” ujar Dody. Namun demikian, ia belum bisa memaparkan lebih detail terkait kebijakan ini hingga nanti kebijakan tersebut dikeluarkan oleh BI.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kebijakan ini akan diumumkan dalam waktu dekat oleh BI. “BI sedang memfinalisasi dan akan diumumkan minggu depan atau minggu berikutnya,” ujar Darmin di kantornya, Jakarta (3/8).

Menurut Darmin, devisa hasil ekspor yang tidak dikonversi ke rupiah menyebabkan ekonomi tidak memiliki tenaga tambahan. Padahal, seharusnya kegiatan ekspor adalah tenaga bagi ekonomi.

“Kalau devisanya tidak masuk, ya tidak jadi dia menambah tenaga. Jadi, dalam bahasa teknis ekonomi itu bocor. Suntikannya tidak jadi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×