Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menolak menandatangani usulan calon Wagub DKI oleh PDI-Perjuangan dan Gerindra. Hal ini disebabkan karena tidak sepakatnya dua partai pengusung dalam mencalonkan Wagub DKI.
Selain itu, banyak fraksi yang menyindir Basuki saat penyampaian pemandangan pengunduran diri Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah disebutkan, jika kepala daerah terpilih menjadi pejabat lain, maka jabatan kepala daerah otomatis digantikan wakil kepala daerah. Maka, Basuki menggantikan Jokowi sebagai Gubernur DKI.
"Aku enggak mau tandatangan (usulan cawagub). Suruh mereka (DPRD) baca baik-baik undang-undangnya, kalau Ahok enggak tanda tangan (usulan cawagub) bisa enggak mereka voting," kata Basuki, di Balaikota, Senin (6/10/2014). "Enggak bisa kan? Ya sudah lah. Lo gila, gue gila, ya sama-sama gila ha-ha-ha," kata Basuki tertawa.
Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku nama calon Wagub baru dapat diusulkan ke DPRD DKI, jika ada persetujuan tandatangan darinya. Dua partai pengusung akan mengajukan calon Wagub DKI pilihan mereka ke Basuki.
Kemudian, Basuki akan menandatangani usulan tersebut, jika setuju dengan pilihan calon wagub dari PDI-P dan Gerindra. Terakhir, Wagub DKI yang terpilih adalah yang memiliki voting anggota DPRD DKI terbanyak.
Dia menganggap lebih baik memimpin Jakarta sendirian, daripada harus membangun Jakarta dengan "pendamping" yang tidak sesuai dengan kriterianya.
"Ya sudah (memimpin Jakarta) sendiri saja kalau begitu, biarkan saja. Kalau kata fraksi Golkar, saya harus tunggu enam bulan untuk jadi Gubernur kan? Ya bagus dong, berarti enam bulan itu tidak ada wagub juga," ujarnya.
Basuki memiliki tiga sosok calon wagub ideal untuk bersama memimpin Ibu Kota. Ketiga tokoh itu unggul dalam pengelolaan sebuah kota. Yakni mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat, mantan Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono, serta Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Sarwo Handayani.
Namun, dua nama yang paling kuat mencuat dalam bursa calon Wagub DKI adalah Ketua DPD PDI-Perjuangan DKI Jakarta Boy Sadikin serta Ketua DPD Gerindra DKI M Taufik. Terakhir, muncul nama Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Nachrowi Ramli yang akan menjadi calon Wagub DKI.
Bahkan, Basuki juga menyepakati usulan Nachrowi daripada mendukung dua nama terkuat yang bakal dicalonkan PDI-P dan Gerindra. (Kurnia Sari Aziza)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News