Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - BOGOR. Demi menguatkan ketahanan ekonomi Indonesia, Pemerintah Indonesia mengajak pengusaha yang memiliki usaha berorintasi ekspor untuk membawa kembali devisa ke Tanah Air.
Pasalnya, berdasarkan data pemerintah, masih ada 15% devisa dari perusahaan yang masih tertahan di luar negeri. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sebenarnya tidak ada halangan tertentu bagi para pengusaha untuk membawa devisa kembali ke Indonesia.
Hanya saja, hal tersebut masih ada masalah dalam hal persepsi. "Persepsi yang namanya kepercayaan, apakah mereka akan mendapatkan devisa waktu mebutuhkannya kembali?," ungkapnya saat ditemui di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (26/7).
Maka itu, ia perlu menjelaskan kepada dunia usaha bahwa pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan memiliki tugas menjaga stabilitas dan kontinuitas kegiatan ekonomi. Seperti halnya, memperkecil atau mengurangi berbagai aspek spekulasi atau tindakan yang merugikan dunia usaha sendiri atau perekonomian secara keseluruhan.
Ke depan, pemerintah akan menindaklanjuti hasil pertemuan dengan pengusaha kali ini untuk membawa devisanya kembali masuk ke Indonesia. "Pertanyaannya, berapa lama dan apakah sebagian dipakai untuk bahan baku dan bayar kewajiban mereka?," tambahnya.
Sebab, dalam hal ini pengusaha mengaku sebetulnya hasil eskpor alias devisa telah masuk ke Indonesia. Tapi memang ada sebagian dari devisa itu diperuntukan untuk membeli bahan baku atau kewajiban mereka ke perbankan.
Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Rosan P. Roeslani mengatakan, masalah kewajiban kepada bank memang menjadi salah satu alasan. "Ada pinjamannya nah bank yang meminjamkan ini mau uangnya ditaruh di bank nya. Walaupun tadi ada usulan, ya kita cari bank nya walaupun bank asing tapi ada cabang di Indonesia," tutur Rosan yang juga ikut dalam pertemuan tersebut.
Kendati begitu, dari dunia usaha pada prinsipnya menyambut baik ajakan pemerintah. Sebab sejatinya, ini adalah kepentingan dan kebaikkan bersama.
Ia mengatakan, masih ada beberapa pengusaha yang perlu mempelajari lebih lanjut. Tapi ada juga yang langsung mengiyakan ajakan pemerintah. "Jadi kami akan ada assessment (kajian lanjutan)," tambah Rosan. Salah satunya, apakah ada insentif yang akan disediakan untuk hal ini.
Sementara itu Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, secara terori yang namanya devisa pasti kembali. Terkecuali sebagian ditahan memang ada pembayaran dalam valas. "Apalagi sudah ada tax amnesty sudah kelihatan profilenya semua, ngapain juga kami istilahnya nyimpan di luar," katanya.
Menurutnya, masalah sekarang bukan soal menarik devisa, melainkan ekspor yang sangat lambat naiknya, sementara impornya tumbuhnya cukup tinggi. Jadi, tidak ada sama sekali yang disembunyikan devisa. "Kalau memang hasilnya seperti itu masalahnya pertumbuhannya melambat jadi perolehannya tidak besar," kata Hariyadi.
Informasi saja, Presiden Joko Widoso mengumpulkan sekitar 40 konglomerat di Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (26/7). Pertemuan yang berlangsung selama hampir dua setengah jam ini membicarakan upaya-upaya untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Adapun pengusaha yang diundang Presiden Jokowi antara lain, Aripin Panigoro, Anthony Salim, Sudamek, Budi Hartono, Peter Sondach, dan Setyono Djuandi Darmono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News