Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini
KONTAN.CO.ID - B20 Integrity and Compliance Task Force (I&C TF) telah menggelar forum dialog B20-G20 secara hybrid Kamis (18/08) di Jakarta. Agenda ini membahas sejumlah rekomendasi terkait Integritas dan Kepatuhan dalam menjalankan bisnis yang disiapkan oleh B20 Indonesia melalui beberapa rangkaian diskusi panel yang sudah dijalankan.
Dalam dialog yang dihadiri para pemimpin bisnis global ini, Chair of I&C TF yang juga menjabat sebagai Managing Director PT Bank Central Asia, Tbk. Haryanto T. Budiman bersama dengan Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani memberikan pandangan dan membuka forum ini.
Selain itu, beberapa Menteri dan stakeholder terkait juga turut memberikan kata sambutan, seperti Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud M. D., Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury, Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari, Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Wawan Wardiana, dan Direktur Strategis Kerjasama Internasional Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Tuti Wahyuningsih.
Dalam pidatonya, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartanto, mengapresiasi langkah dan rekomendasi yang diajukan oleh I&C TF. Menurut dia, pemulihan ekonomi akan berlanjut di tengah ketidakpastian iklim ekonomi dan mewanti-wanti untuk tetap memperhatikan risiko korupsi dan pelanggaran kepatuhan dalam perusahaan pada saat krisis.“Kita tidak boleh lengah terhadap risiko korupsi, pencucian uang, pendanaan terorisme, ancaman kejahatan siber dan pelanggaran lain di tengah fokus perusahaan atau pemerintahan menghadapi risiko dan upaya beralih ke dalam penanganan krisis global. Untuk itu, pemerintah dan swasta harus bersinergi dalam melakukan penerapan tata kelola yang bersandarkan pada transparansi menjaga keamanan nasional dan internasional upaya mendukung operasi bisinis” ujar Airlangga dalam B20-G20 Dialogue: Integrity and Compliance Task Force.
Selain itu, Airlangga juga menambahkan pencapaian keberhasilan Indonesia di tengah masa krisis yang tidak menghalangi perekonomian nasional dan memperlihatkan stabilitas, terbukti pada kuartal II-2022 Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,44% (yoy).
Sementara itu dalam pidato pembukaan, Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani, menyampaikan dialog B20-G20 ini dirancang sebagai wadah untuk penerapan inisiatif tata kelola yang berkelanjutan sebagai bagian dari aspek lingkungan, sosial dan tata kelola atau Environmental, Social and Governance (ESG). Peranannya untuk menjalankan transparansi guna mencapai target pada pengurangan emisi dan memantau perkembangan inisiatif bisnis ramah lingkungan.
Selaras dengan yang disampaikan oleh Shinta, Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, juga menyatakan pentingnya untuk menerapkan aspek ESG di seluruh BUMN Indonesia. Sejatinya, BUMN merupakan entitas bisnis dan cerminan dari negara sehingga harus memberi contoh terdepan pada penerapan prinsip integritas dan kepatuhan dalam berbisnis.
Komitmen ESG menjadi dasar dalam penerapan keberlanjutan ekonomi global yang menjalankan perusahaan-perusahaan dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan tata kelola.
“Ada 4 rekomendasi yang ditekankan, pertama mempromosikan tata kelola yang berkelanjutan dalam bisnis untuk mendukung inisiatif ESG. Kedua, mendorong aksi kolektif untuk mengurangi risiko integritas. Ketiga, memerangi risiko terhadap tindakan perlawanan yang tangkas dalam memerangi risiko pencucian uang atau pendanaan teroris. Terakhir, memperketat tata kelola dalam memerangi kejahatan siber yang semakin meningkat dalam beberapa dekade,” ujar Haryanto.
Perlu diketahui, acara ini dibagi dalam dua sesi diskusi panel. Panel pertama membahas tentang ‘Mempromosikan tata kelola yang berkelanjutan dan mempercepat adopsi standar pelaporan keberlanjutan global dalam bisnis untuk mendukung inisiatif ESG.
Sesi panel pertama dipandu oleh Amelia Susanto, B20 I&C TF Policy Manager yang juga menjabat sebagai Vice President Financial Institutions Group di PT Bank Central Asia, Tbk., dengan menghadirkan pembicara dari Chair of G20 Indonesia Anti-Corruption Working Group, Rolliansyah Soemirat; B20 I&C TF Co-Chairs: Daniel Malan (Assistant Professor of Business Ethics, Trinity Business School) dan Klaus Moosmayer (Member of Executive Committee and Chief Ethics, Risk and Compliance Officer of Novartis); serta Ali Izadi Najafabadi (Head of Asia-Pacific at BloombergNEF).
Sedangkan panel kedua mengambil topik tentang ‘Mendorong inisiatif Aksi Kolektif untuk mempromosikan integritas yang lebih besar’. Sesi panel kedua dipandu oleh Paolo Kartadjoemena, B20 I&C TF Deputy Chair yang juga menjabat sebagai Senior Executive Vice President Corporate Transformation di PT Bank Negara Indonesia, Tbk., dengan menghadirkan pembicara dari B20 I&C TF Co-Chairs: Gemma Aiolfi (Head of Compliance, Corporate Governance & Collective Action of Basel Institute on Governance), Che Sidanius (Global Head of Financial Crime & Industry Affairs of Refinitiv) dan Reynaldo Goto (Chief Compliance Officer of BRF Global); serta Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN, Nawal Nely.
Diskusi panel kemudian ditutup dengan wrap-up session yang dibawakan oleh Stevanus Alexander Sianturi, B20 I&C TF Knowledge Partner Team Leader yang juga menjabat sebagai Forensic and Integrity Services Partner di EY Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News