kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.886   61,00   0,38%
  • IDX 7.135   -26,24   -0,37%
  • KOMPAS100 1.093   -1,26   -0,12%
  • LQ45 868   -3,73   -0,43%
  • ISSI 216   0,03   0,01%
  • IDX30 444   -2,47   -0,55%
  • IDXHIDIV20 536   -3,73   -0,69%
  • IDX80 125   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 133   -2,22   -1,64%
  • IDXQ30 148   -1,02   -0,68%

Di Rangkaian Paris Summit 2023, Sri Mulyani Beberkan Tantangan Pensiunkan PLTU


Jumat, 23 Juni 2023 / 19:02 WIB
Di Rangkaian Paris Summit 2023, Sri Mulyani Beberkan Tantangan Pensiunkan PLTU
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berkomitmen untuk melakukan transisi energi salah satunya dengan menghentikan oprasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batubara.

Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, terdapat tantangan dari skema pembiayaan Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform yang sudah diluncurkan pemerintah untuk mempensiunkan PLTU batubara. Salah satunya terkait pembiayaan dari dukungan sektor swasta.

Menurutnya, sektor swasta memiliki kendala untuk berpartisipasi karena berkaitan dengan taksonomi perpajakan, sehingga harus segera diatasi.

Baca Juga: Batalkan Proyek 2,9 GW PLTU Jadi Opsi Termurah Hindari Emisi Gas Rumah Kaca

“Sektor swasta memiliki kendala untuk bisa berpartisipasi karena berkaitan dengan taxonomy perpajakan. Ini yang harus kita atasi,” tulis Sri Mulyani dari postingan akun instagramnya @smindrawati, Jumat (23/6).

Tantangan lainnya, yakni menyangkut cost of borrowing (biaya pinjaman) yang terhitung masih tinggi. Selain itu, investasi dalam infrastruktur untuk mendistribusikan energi juga dinilai perlu menjadi perhatian.

“Saya secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Janet Yellen dan segenap timnya yang telah mendukung Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan penerapan ETM termasuk di bidang pasar modal,” jelasnya.

Untuk diketahui, kondisi tersebut Sri Mulyani ungkapkan dalam rangkaian Paris Summit 2023, yaitu Private Capital Mobilization for Climate Investments di negara berkembang.

Acara ini mempertemukan para pimpinan bank pembangunan multilateral, pemimpin lembaga keuangan yang tergabung di GFANZ (Glasgow Financial Alliance for Net Zero), dan para pejabat pemerintah terkait.

Baca Juga: Sri Mulyani Beberkan Upaya Negara untuk Dorong Transformasi Ekonomi Hijau

Dalam event tersebutmendiskusikan berbagai model dan pendekatan yang paling efektif untuk menggerakkan investasi swasta pada bidang iklim, khususnya di negara berkembang.

Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform yang telah diluncurkan di G20 silam menjadi salah satu poin diskusi untuk diambil lesson learned-nya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×