kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Derita pekerja di rumah sang Jenderal


Rabu, 19 Februari 2014 / 10:13 WIB
Derita pekerja di rumah sang Jenderal
ILUSTRASI. Lakukan Cara Ini untuk Mengatasi Kulit Kaki Kering dengan Benar


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

BOGOR. Dua perwira penyidik Kepolisian Resor Bogor Kota keluar dari rumah mewah nomor 18 Blok C5, Jalan Danau Matana, Kompleks Duta Pakuan, Tegal Lega, Kota Bogor, Selasa (18/2). Tidak banyak informasi yang diperoleh dari kedua penyidik itu.

Mereka irit bicara meski diberondong pertanyaan reporter media massa. Yang terang, kedatangan mereka untuk menyelidiki kasus dugaan penganiayaan dan penyekapan terhadap 15 pekerja rumah tangga di rumah mewah itu. Pelakunya diduga M, istri Brigadir Jenderal (Pol) MS, petinggi di Mabes Polri.

Rumah itu berlantai dua, berwarna dinding merah jambu, berwarna atap hijau, berpagar setinggi 3 meter disertai lilitan kawat berduri di pucuknya. Di bagian atas tampak antena televisi berbayar.

Kasus ini berawal dari laporan seorang pekerja perempuan MS bernama Yuliana Leiwer (19) ke Polres Bogor Kota, Jumat (14/2). Yuliana mengadu telah mengalami penganiayaan fisik dan tidak digaji selama tiga bulan oleh istri MS.

Yuliana bekerja di rumah keluarga MS sejak November 2013. Selain dirinya, ada 14 pekerja lagi. Yuliana adalah satu dari sembilan pekerja perempuan. Selain itu, ada enam pekerja lelaki.

Yuliana mengadu bahwa selama bekerja, para pekerja kerap mendapat perlakuan kasar, yakni ditampar dan dicakar oleh M, istri MS. Alasan majikan, kerja pekerja keliru meski kesalahan amat kecil.

Mereka dipekerjakan pukul 05.00-24.00. Selepas itu, mereka baru boleh beristirahat. Jenis pekerjaan beragam, antara lain sebagai penjaga rumah, pekerja kebun, dan pemasak. Namun, mereka tidak digaji.

Yuliana tidak betah dan mencoba kabur. Namun, upaya melarikan diri ternyata sulit terwujud karena jendela berteralis dan pagar berkawat duri. Selain itu, juga ada petugas jaga.

Dalam satu kesempatan, Yuliana yang berasal dari Aru Selatan, Maluku Tenggara, bisa mendapatkan kembali telepon seluler dan mengirim pesan singkat (SMS) berisi permintaan tolong kepada kerabat. Salah satunya adalah seorang anggota TNI.

Pada Kamis (13/2) siang ada 20 lelaki datang ke rumah ketua RT setempat Hendardi. Tujuannya meminta izin untuk mendatangi rumah MS guna menyelamatkan Yuliana.

Para lelaki itu kemudian datang ke rumah MS. Tidak lama kemudian, MS datang dan terkejut melihat begitu banyak tamu. Sempat terjadi ketegangan, tetapi kemudian bisa diselesaikan dalam pembicaraan.

Dari pertemuan itu, Yuliana dibawa keluar dan diamankan oleh kerabat. Selanjutnya, Yuliana melapor ke polisi.

Dari penelusuran, peristiwa yang menimpa 15 pekerja itu mengulangi kejadian serupa pada September 2012. Waktu itu, 12 pekerja asal Nusa Tenggara Timur kabur dari rumah MS karena mendapat siksaan dan tidak digaji.

Kala itu, mereka kabur lalu mencoba mencari pertolongan di kantor PT Jasa Marga (Persero), Tol Jagorawi, Baranangsiang, Kota Bogor. Keberadaan mereka diketahui petugas yang kemudian datang, menjemput, dan membawa mereka ke kantor untuk dirawat dan dipulangkan ke daerah asal.

Upaya meminta konfirmasi pada MS belum berhasil. Kediaman itu sudah didatangi dua hari ini, tetapi tidak ada tanggapan dari M atau MS. (BRO/KOMPAS CETAK)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×