kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Demokrat heran SBY dituding raja oleh PDIP


Jumat, 30 Mei 2014 / 11:20 WIB
Demokrat heran SBY dituding raja oleh PDIP
ILUSTRASI. Lutesha, berperan sebagai Alpha dalam film The Big 4, banyak juga bintangi film Indonesia populer lainnya dengan beragam genre.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Wakil Sekjen Demokrat Ramadhan Pohan mengaku heran dengan komunikasi politik tim sukses Joko Widodo. Terutama dari jajaran fungsionaris PDI Perjuangan.

"Mereka begitu sinis bereaksi soal posisi PD bakal tentukan pilihan ke pasangan capres-cawapres yang segaris PD dalam hal visi, misi, strategi dan orientasi pro rakyat," kata Pohan di Jakarta, Jumat (30/5/2014).

Menurut Pohan, hal itu berbeda dengan respon positif Prabowo-Hatta yang antusias dan positif pada Demokrat. Prabowo-Hatta juga menyatakan siap paparkan visi-misi dalam tatap muka langsung dengan kader Demokrat.

"Alih-alih merespon positif dan terbuka, Timses Jokowi, fungsionaris PDIP malah menuding, mencela seolah-olah Ketum kami tak tahu etika, dan bertingkah raja. Aneh dan kasar sekali," ujar Pohan.

Mestinya dalam ajang politik, kata Pohan, orang atau timses pasti berupaya menjaring dukungan dan suara sebanyaknya, sembari meminimalisir risiko dan permusuhan.

"Ini kok tidak. Kasihan Pak Jokowi, kasihan Pak JK yang digembosi justru internal sendiri. Saya apresiasi Pak JK yang antusias dan terbuka terhadap peluang dukungan dari PD. Sayang timsesnya atau fungsionaris PDIP malah minor, sumbang," tuturnya.

Wakil Ketua Komisi I DPR itu mengingatkan hasil survey elektabilitas Jokowi dengan Prabowo sudah mendekati 10 persen. Dalam situasi tersebut Demokrat yang mendapat suara 10,19 persen menjadi signifikan dalam pemilihan presiden itu. Belum lagi, kata Pohan, elektabilitas SBY yang masih di atas 50 persen.

"Publik banyak menunggu ke mana arah pilihan PD dan SBY. Kemana suara PD dan SBY jelas tentukan pemenang pilpres. Nah jika timses Jokowi dan fungsionaris PDIP malah arogan, mencela dan menuding Ketum PD, saya yakin publik kecewa. Ini akan berpengaruh pada raihan suara pilpres. Pasti kuat dampaknya. Kita tunggu saja," ungkapnya. (Ferdinand Waskita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×