Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di sepanjang tahun 2020 menyempit dari catatan CAD di sepanjang tahun 2019.
Bank Indonesia (BI) mencatat, CAD di sepanjang tahun lalu sebesar US$ 4,7 miliar atau setara 0,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Membaik dibandingkan 2019 yang defisit US$ 30,4 miliar (2,72% PDB).
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, menyempitnya CAD sejalan dengan kinerja perdagangan baik ekspor maupun impor yang tertahan, seiring dengan adanya pandemi Covid-19.
“Ekspor terbatas karena melemahnya permintaan negara-negara mitra dagang, impor juga masih tertahan akibat permintaan domestik yang belum kuat,” kata Erwin dalam laporannya, Jumat (19/2).
Baca Juga: Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2020 surplus
Sementara itu, transaksi modal dan finansial pada tahun 2020 tetap mencatat surplus, sebesar US$ 7,9 miliar. Hal ini seiring dengan masuknya arus modal asing ke pasar keuangan domestik, terutama di paruh kedua tahun lalu.
Erwin mengatakan, masih masuknya investor asing ke pasar keuangan domestik menunjukkan optimisme mereka terhadap pemulihan ekonomi dalam negeri yang terjaga.
“Selain itu, surplus transaksi modal dan finansial juga didukung oleh ketidakpastian pasar keuangan global yang berkurang, terutama di semester II-2020,” tambah Erwin.
Dengan perkembangan tersebut, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di sepanjang tahun 2020 tetap kembali mencetak surplus, melanjutkan tren surplus pada tahun sebelumnya.
BI mencatat, surplus NPI di sepanjang tahun lalu sebesar US$ 2,6 miliar. Meski surplus, ini lebih kecil dari surplus NPI di 2019 yang sebesar US$ 4,7 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News