kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.089   173,32   2,19%
  • KOMPAS100 1.119   28,59   2,62%
  • LQ45 796   23,97   3,10%
  • ISSI 285   3,86   1,37%
  • IDX30 415   14,34   3,58%
  • IDXHIDIV20 470   17,22   3,80%
  • IDX80 124   2,97   2,46%
  • IDXV30 133   4,48   3,48%
  • IDXQ30 131   4,31   3,39%

Neraca perdagangan jasa diprediksi masih akan defisit


Senin, 25 Mei 2020 / 14:41 WIB
Neraca perdagangan jasa diprediksi masih akan defisit
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) mencatat defisit neraca perdagangan jasa di kuartal I 2020 mencapai US$ 1,9 miliar.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit neraca perdagangan jasa pada kuartal I-2020 mengecil. Hal tersebut akhirnya mempengaruhi defisit transaksi berjalan di tiga bulan pertama 2020 yang juga turun.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), defisit neraca perdagangan jasa di triwulan pertama 2020 mencapai US$ 1,9 miliar. Angka ini sedikit lebih rendah dari kuartal IV-2019 yang sebesar US$ 2 miliar.

Namun, jika dibandingkan dengan defisit perdagangan jasa di kuartal I-2019, posisi saat ini masih lebih tinggi. Mengingat pada tiga bulan pertama 2019 lalu, defisit sektor ini hanya US$ 1,6 miliar.

Baca Juga: Defisit neraca perdagangan jasa menipis jadi US$ 1,9 miliar di kuartal I-2020

Menurut ekonom Bank BCA David Sumual, neraca jasa ke depannya masih akan mencetak defisit meski cenderung membaik. Ia pun memprediksi, defisit neraca jasa di keseluruhan semester I-2020 akan di kisaran US$ 3 miliar - US$ 4 miliar.

"Kurang lebih pergerakannya akan mirip current account deficit (CAD). Normalnya, neraca jasa ini akan berat di kuartal II. Namun, di situasi sekarang banyak perusahaan yang menunda pembayaran dividen, remitansi juga cenderung menurun, lalu kegiatan turisme juga masih rendah. Jadi kecenderungan defisit akan turun," kata David kepada Kontan.co.id, Sabtu (23/3).

Meski begitu, David menyebut, masih susah bagi neraca jasa Indonesia untuk mencetak surplus. Karena, walau memang ada pengurangan pergerakan di bidang jasa, tetapi bukan berarti tidak ada sama sekali.

Seperti contohnya, adanya pembayaran jasa freight, asuransi, serta yang berkaitan dengan perdagangan.

"Jasa freight dan jasa asuransi masih tinggi walau menurun. Ini masih ada selama masih ada kegiatan. Untuk ekspor pun kita masih tetap menggunakan jasa dari luar," tambah David.

David menilai, kondisi akibat Covid-19 ini akan membawa defisit neraca jasa untuk bergerak ke bawah di sepanjang tahun 2020. Menurut prediksinya, defisit neraca jasa bisa lebih kecil dari 1,5% PDB pada tahun ini.

Baca Juga: Defisit transaksi berjalan (CAD) kuartal I-2020 tercatat 1,4% dari PDB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×