kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Defisit Neraca Jasa Tahun 2022 Melebar, Ekonom Beberkan Sebabnya


Selasa, 21 Februari 2023 / 19:46 WIB
Defisit Neraca Jasa Tahun 2022 Melebar, Ekonom Beberkan Sebabnya
ILUSTRASI. Neraca Perdagangan Jasa pada tahun 2022 mencatat pelebaran defisit. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/YU


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca Perdagangan Jasa pada tahun 2022 mencatat pelebaran defisit, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Bank Indonesia (BI) mencatat, defisit neraca perdagangan jasa pada tahun 2022 sebesar US$ 20,0 miliar, atau membengkak dari tahun 2021 yang mencatat defisit US$ 14,6 miliar. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menilai, pelebaran defisit neraca perdagangan salah satunya didorong oleh peningkatan impor pada tahun 2022. 

"Dengan meningkatnya impor barang, di dalamnya ada jasa angkutan (freight) yang turut membengkak," ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Selasa (21/2). 

Baca Juga: Defisit Neraca Perdagangan Jasa Melebar di 2022

Bila menilik data yang disajikan BI, memang jasa transportasi untuk impor barang mencatat defisit US$ 10,75 miliar. Ini membengkak dari defisit pada tahun 2021 yang sebesar US$ 8,8 miliar. 

Kemudian bila menilik data jasa transportasi secara keseluruhan, defisitnya tercatat US$ 8,23 miliar atau membengkak dari defisit US$ 6,28 miliar pada bulan sebelumnya. 

Ini juga didorong oleh meningkatnya perjalanan seiring dengan dibukanya lockdown berbagai negara, akibat melandainya kasus Covid-19. 

Ke depan, Faisal melihat Neraca Perdagangan Jasa pada tahun 2023 tetap mencatat defisit. Namun, defisit neraca jasa kemungkinan tak berubah atau bahkan ada potensi menurun. 

Ini didorong oleh normalisasi dan kemungkinan impor barang yang menurun terbatas pada tahun 2023, seiring dengan risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×