kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Defisit APBN 2013 bakal bengkak lebih dari 2%


Rabu, 17 April 2013 / 16:44 WIB
Defisit APBN 2013 bakal bengkak lebih dari 2%
ILUSTRASI. Promo code Roblox update November 2021, klaim sekarang juga item gratis terbaru!


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Pemerintah memperkirakan defisit anggaran yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012 bakal membengkak. Bahkan Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyebut defisit anggaran di akhir tahun bisa tembus hingga 2%.

Padahal dalam APBN 2012, pemerintah memprediksi defisit anggaran di posisi 1,63%. "Di 2013 ini mungkin tidak bisa terjaga di 1,63%, tapi kami usahakan tidak lebih dari 2,4%. Jadi dikisaran 2%-2,4%," katanya di Rakernas Kadin Bidang Kebijakan Moneter, Fiskal dan Publik di Jakarta, Rabu (17/4).

Melesetnya target defisit ini karena penerimaan negara yang melempem akibat krisis global yang masih menghantui dunia. Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan sudah merevisi target pertumbuhan global menjadi 3,5%. Agus menyebut, jika pertumbuhan ekonomi global masih dibawah angka 4%, itu artinya masih terjadi krisis ekonomi.

Resiko lainnya yang dilihat pemerintah adalah subsidi yang dikeluarkan pemerintah untuk bahan bakar minyak dan listrik. Tapi dengan rencana kebijakan dual price untuk Premium , konsumsi BBM pun dapat dikendalikan. Walaupun begitu, Agus menilai kebijakan tersebut tidak akan menahan konsumsi BBM sesuai dengan target di APBN yang sebanyak 46 juta kiloliter.

"Kalau tidak dikendalikan dan penghematan yang baik bisa mencapai 49-53 juta kiloliter. Dan kalau ada penghematan dan pengendalian diperkirakan di 48 juta kiloliter untuk tahun ini," tambahnya. Jika pengendalian BBM tidak berhasil dilakukan, Agus menyebut langkah selanjutnya yang akan dilakukan pemerintah adalah memotong belanja negara. Hal ini dilakukan agar kondisi fiskal tetap sehat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×