kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.093.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.417   0,00   0,00%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Defisit anggaran membengkak, begini strategi pembiyaan pemerintah


Kamis, 02 Juli 2020 / 15:59 WIB
 Defisit anggaran membengkak, begini strategi pembiyaan pemerintah
ILUSTRASI. Pemerintah Indonesia harus menyiapkan pembiayaan dalam jumlah besar untuk menutup defisit APBN 2020 yang melebar


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia harus menyiapkan pembiayaan dalam jumlah besar untuk menutup defisit Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang melebar menjadi 6,34% dari produk domestik bruto (PDB). Defisit anggaran melebar sebagai konsekuensi kebijakan stimulus fiskal untuk menangani efek pandemi corona (Covid-19).

“Langkah stimulus fiskal ini perlu dilakukan ketika pertumbuhan ekonomi menurun dengan melakukan kebijakan countercyclical untuk mengembalikan ekonomi tersebut bergerak stabil,” kata Riko Amir, Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan dalam live conference, Kamis (2/7).

Baca Juga: Begini resep Menkeu Sri Mulyani hidupkan kembali ekonomi global

Nah, Riko mengatakan, ada beberapa strategi pembiayaan yang disiapkan untuk menutup defisit anggaran yang membengkak tersebut.

Pertama, pembiayaan melalui sumber internal pemerintah (non utang) yang termasuk di dalamnya adalah pemanfaatan saldo anggaran lebih (SAL), pos dana abadi pemerintah, dan dana yang bersumber dari Badan Layanan Umum (BLU).

Kedua, melalui penarikan pinjaman program dari lembaga bilateral dan multilateral.

Ketiga, penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar domestik, termasuk SBN ritel senilai Rp 30 triliun sampai Rp 40 triliun.  Strategi keempat, penerbitan SBN Valas.

Strategi lain dan ini dilakukan Bank Indonesia yakni penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) dan peningkatan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM). Dengan penurunan GWM diharapkan perbankan akan menempatkan dananya di pasar perdana SBN.

Baca Juga: Pemerintah meraup Rp 304 triliun dari lelang SUN dan SBSN sepanjang kuartal II

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×