kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Darmin yakin industri MRO bisa jadi pemain terbesar di Asia Tenggara


Jumat, 11 Oktober 2019 / 07:50 WIB
Darmin yakin industri MRO bisa jadi pemain terbesar di Asia Tenggara
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Darmin Nasution (kiri) didampingi Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani menyampaikan konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (10/10/2019). Kemenko Perekonomian kembali memperpanjang kerja sama pengembangan K


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) di Batam, Kepulauan Riau segera rampung sebelum akhir tahun.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakini kehadiran KEK MRO dapat membuat daya saing industri perawatan, perbaikan, dan operasional di dalam negeri meningkat, bahkan bisa jadi tertinggi di kawasan.

Baca Juga: Pemerintah optimistis sebanyak 17 KEK akan diresmikan sampai akhir 2019

“KEK MRO sedang proses persiapan untuk penetapan, baik dokumen dan PP-nya (peraturan pemerintah),” ujar Darmin, Kamis (10/10).

Seperti diketahui, KEK MRO di Batam merupakan kerja sama antara dua pemain besar maskapai nasional yaitu grup Garuda dan Lion Air. Kawasan khusus tersebut akan dibangun di atas lahan seluas kisaran 30 hektare.

Darmin memandang, dengan beroperasinya KEK ini di Batam, industri MRO di dalam negeri dapat lebih bersaing dengan Singapura. Bukan tak mungkin, industri MRO Indonesia bisa menjadi pemain terbesar di Asia Tenggara.

Baca Juga: Indonesia dan Singapura sepakat kembangkan vokasi industri

Pasalnya, Darmin bilang, kebutuhan perawatan dan perbaikan—untuk turbin misalnya— tidak hanya oleh industri penerbangan tetapi juga pembangkit listrik. Selama ini, kebanyakan jasa MRO untuk pembangkit listrik dalam negeri dilayani oleh Singapura.

“Ada saatnya turbin-turbin pembangkit listrik itu butuh di-repair. Nah, kan kita tidak mau terus-terusan lari ke Singapura?,” tandasnya.

Apalagi, pemerintah makin giat mengadakan pembangunan infrastruktur pembangkit listrik selama periode pemerintahan ini. Artinya, jumlah pembangkit listrik pun semakin banyak tersebar di Indonesia.

Baca Juga: Produksi pesawat N219 untuk mengisi 25% pasar dunia

“Dengan adanya ini sih harusnya kita bisa jadi MRO paling besar di kawasan. Toh siapa juga yang punya pembangkit listrik sebesar kita (di Asia Tenggara?,” tuturnya.

Namun, ia juga menyadari KEK MRO di Batam tidak akan serta merta menjadikan industri tersebut pemain utama.

Ia tetap mengingatkan bahwa masih ada Singapura yang selama ini menjadi pemain kuat. Pengembangan KEK MRO butuh keseriusan dan waktu sebelum akhirnya bisa menjadi yang terbesar di kawasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×