Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuduh China melakukan praktik perdagangan tak adil. Trump pun mengancam akan mengenakan tarif baru atas ekspor China dan China berjanji untuk membalas.
Namun, perang dagang antara kedua negara tersebut tidak selalu berdampak negatif. "Ada positifnya juga (dampak perang dagang AS-China terhadap Indonesia," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian saat berbincang dengan media di kantornya, Jumat (29/6) malam.
Menurut Darmin, dampak positif yang dimaksud, yaitu jika AS menerapkan tarif baru untuk barang-barang China yang bisa dibuat oleh Indonesia. "Itu pasti positif ke kita (dampaknya)," tambah Darmin.
Meski demikian, fokus pemerintah saat ini adalah pada neraca perdagangan Indonesia yang hampir selalu mencatat defisit sejak Januari hingga Mei 2018. Sejak awal tahun hingga saat ini, neraca perdagangan baru sekali mencatat surplus, yaitu pada Maret 2018 sebesar US$ 1 miliar. Hal ini berkaitan dengan ketahanan Indonesia dalam menghadapi gejolak eksternal.
Makanya, "Di pihak pemerintah, yang sedang disusun itu bagaimana memperbaiki neraca perdagangan itu. Paling tidak non migasnya," tandas Darmin.
Hal itu, dilakukan dengan mendorong penerimaan yang berasal dari sektor pariwisata. Apalagi, sektor ini merupakan salah satu penyumbang devisa Indonesia.
Darmin melanjutkan, pihaknya telah mengumpulkan pejabat, untuk membahas hal tersebut. Sayangnya, Darmin belum mau menyebut kebijakan apa yang tengah disiapkan.
"Memang tidak langsung berubah, tetapi lama-lama defisit itu mengecil. Dan tidak selalu arahnya mengurangi impor, bisa juga menaikkan ekspor," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News