kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Danareksa Research Institute prediksi bulan September akan deflasi 0,01% mom


Rabu, 30 September 2020 / 18:40 WIB
Danareksa Research Institute prediksi bulan September akan deflasi 0,01% mom


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah berturut-turut mengalami deflasi, Danareksa Research Institute (DRI) memprediksi indeks harga konsumen (IHK) pada September 2020 juga masih akan mengalami deflasi.

Kepala ekonom DRI Moekti P. Soejachmoen mengatakan, deflasi akan sebesar 0,01% mom, sehingga dengan demikian, inflasi secara tahunan pada September 2020 akan sebesar 1,42% yoy.

“Ini berarti, realisasi stimulus jaring pengaman sosial dari pemerintah masih belum bisa untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga secara signifikan,” kata Moekti kepada Kontan.co.id, Rabu (30/9).

Padahal, reailsasi program jaring pengaman sosial dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) per 16 September 2020 telah mencapai Rp 134,45 triliun atau meningkat Rp 21,51 triliun dari realisasi pada bulan sebelumnya.

Baca Juga: BI: Likuiditas perekonomian (M2) meningkat pada Agustus 2020

Pun demikian, pemerintah juga menambah Rp 38,11 triliun pada anggaran. Ini menunjukkan pemerintah yakin bahwa program ini mampu untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga.

Selain itu, deflasi pada bulan September 2020 juga disebabkan oleh komoditas pangan yang mengalami penurunan harga.

Menurut survei DRI, beberapa harga yang mengalami penurunan harga antara lain cabai rawit yang turun 6,01% mom, cabai merah yang turun 5,92% mom, telur ayam yang turun 5,22% mom, juga ayam yang turun 4,25% mom.

Akan tetapi, masih ada beberapa komoditas pangan yang mengalami peningkatan harga dan mengalami inflasi, sehingga menghambat laju deflasi.

“Seperti harga bawang putih yang naik 18,60% mom seiring dengan penurunan impor bawang putih, juga minyak goreng yang naik 1,37% mom karena peningkatan harga CPO,” tambah Moekti.

Moekti juga mencatat kalau deflasi yang terjadi disebabkan oleh pasar keuangan domestik yang melemah di tengah pengeluaran rumah tangga yang lemah, karnea beberapa faktor seperti meningkatnya kasus Covid-19 dan juga penerapan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Selanjutnya: Ekonom Bank Permata memprediksi akan terjadi deflasi 0,07% mom pada September 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×