kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Dana pengembangan pendidikan vokasi Rp 26 triliun tahun depan


Kamis, 08 November 2018 / 21:20 WIB
Dana pengembangan pendidikan vokasi Rp 26 triliun tahun depan
ILUSTRASI. Bambang Brodjonegoro


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana pengembangan pendidikan vokasi dalam tahun anggaran 2019 bertambah. Alokasi anggaran untuk vokasi naik Rp 2,37 triliun.

Pada tahun anggaran 2018 alokasi anggaran untuk pengembangan vokasi hanya Rp 23,55 triliun.

"Alokasi anggaran pengembangan vokasi tahun 2019 naik menjadi Rp 25,92 triliun," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro saat Forum Merdeka Barat (FMB) 9, Kamis (8/11).

Peningkatan anggaran tersebut salah satunya untuk meningkatkan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berkualitas. Pasalnya lulusan SMK saat ini merupakan penyumbang terbesar pengangguran terbuka.

Bambang bilang penyebab utama lulusan SMK sumbang pengangguran terbesar adalah belum memiliki keahlian yang dibutuhkan. Ketidakcocokan akan didorong dengan peningkatan kualitas dan keahlian tenaga kerja.

"Beberapa kebijakan yang ditempuh pemerintah di antaranya pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi, pemagangan pekerja di industri, dan pengembangan program link and match dengan dunia industri dengan dukungan informasi pekerja pasar," terang Bambang.

Meski masih yang paling besar, angka pengangguran terbuka yang berasal dari lulusan SMK terus mengalami penurunan. Pada tahun 2017 pengangguran terbuka dari lulusan SMK sebesar 11,41% sementara tahun 2018 menjadi 11,24%.

Asal tahu saja, secara keseluruhan tingkat pengangguran di Indonesia tahun 2018 turun menjadi 5,34% sementara sebelumnya sebesar 5,5%. Bambang menargetkan angka tersebut terus turun pada tahun 2019.

"Diharapkan 2019 ada penurunan di bawah 5,3% syukur-syukur mencapai 5,2%," jelas Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×