Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tambahan peredaran uang sebesar Rp 270,3 triliun karena kampanye politik tahun ini akan memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap ekonomi kelas menengah ke bawah maupun menengah ke atas.
Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai konsumsi kelas menengah ke bawah yang paling diuntungkan dengan adanya pemilu. "Terlebih adanya pembagian bansos hingga belanja pemerintah yang lebih populis," ucap dia kepada Kontan, Kamis (12/1).
Akan tetapi, Bhima mengatakan dampak berbeda justru dirasakan kalangan menengah ke atas. Menurut dia, momen pemilu justru menimbulkan efek wait and see terhadap kalangan kelas atas.
Baca Juga: Kampanye Banyak Lewat Medsos, Dana Pemilu Tak Signifikan Dongkrak Ekonomi
"Misalnya, pembelian barang-barang mahal bisa tertunda. Selain itu, Investor yang sensitif dengan kebijakan pemerintah juga cenderung menunda realisasi sampai pemilu selesai," ungkapnya.
Bhima menyebut apabila investor cenderung menunda realisasi hingga pemilu selesai, kemungkinan porsi investasi di Indonesia akan terganggu.
Sebab, kata dia, investasi di Indonesia porsinya 30% dari PDB, sedangkan pemilu saja tidak cukup dalam mendorong pemulihan ekonomi tahun ini.
Baca Juga: Tahun Politik, Ekonom Perkirakan Ada Tambahan Uang Beredar Rp 270,3 Triliun
Sebelumnya, Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy menghitung ada tambahan uang sekitar Rp 118,9 triliun hingga Rp 270,3 triliun saat proses pemilu berlangsung.
Leo mengungkapkan 90% distribusi uang pemilu akan terjadi pada semester II 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News