kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Dampak Kenaikan Tarif, Penerimaan Cukai Rokok Mulai Seret


Selasa, 19 Desember 2023 / 13:42 WIB
Dampak Kenaikan Tarif, Penerimaan Cukai Rokok Mulai Seret
ILUSTRASI. Seorang petugas menata Barang Kena Cukai (BKC) Hasil Tembakau (HT) untuk dimusnahkan di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (6/12/2023).


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTAKementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) alias cukai rokok hingga 12 Desember 2023 mengalami penurunan.

Tercatat, penerimaan cukai rokok pada periode laporan turun 3,7% YoY dampak dari kebijakan untuk menyeimbangkan pengendalian konsumsi, keberlangsungan tenaga kerja dan pengawasan rokok ilegal.

Sekedar mengingatkan, pemerintah telah menetapkan kenaikan tarif CHT untuk rokok sebesar 10% pada tahun 2023 dan 2024 melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 191 Tahun 2022.

Baca Juga: DJBC Tegaskan Tak Ada Aksi Borong Pita Cukai Jelang Tutup Tahun 2023

"Penerimaan dari cukai hasil tembakau itu turun 3,7% dari tahun lalu, karena kita menaikkan tarif cukai selama beberapa tahun berturut-turut dan ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama untuk golongan I dan golongan II," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Jumat (15/12).

Sri Mulyani bilang, kenaikan cukai rokok yang rendah pada golongan III terutama kretek dan linting menyebabkan produksi di golongan III naik, lebih tinggi dibandingkan golongan I dan II yang tarif cukainya jauh lebih tinggi.

"Ini yang harus terus kita awasi agar kebijakan CHT yang memang tujuan salah satunya menurunkan produksi, karena ini adalah konsumsi yang dibatasi, bisa berjalan," katanya.

Dalam paparannya, produksi hasil tembakau hingga Oktober 2023 mengalami penurunan sebesar 1,8%, sejalan dengan kebijakan pengendalian konsumsi untuk mencapai target prevalensi merokok anak 8,7% di tahun 2024. Meskipun berdampak pada penurunan tarif efektif sebesar 1,3%.

Baca Juga: Rokok Kretek Menopang Prospek HMSP, Intip Rekomendasi Sahamnya

Sementara berdasarkan Laporan APBN Kita, sejalan dengan kebijakan tarif CHT 2023 dengan rata-rata tertimbang kenaikan tarif CHT sebesar 10%, maka produksi sigaret 2023 diproyeksikan tetap menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×