kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CSIS: Aplikasi ride hailing berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital


Selasa, 23 Juli 2019 / 16:43 WIB
CSIS: Aplikasi ride hailing berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maraknya berbagai aplikasi online di Indonesia terbukti berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital. Bahkan, dalam studi yang dilakukan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) aplikasi ride hailing Grab memberi kontribusi sebesar Rp 48,9 triliun terhadap perekonomian Indonesia melalui pendapatan para pengemudi GrabBike, GrabCar, bahkan mitra Grabfood, dan agen Kudo individual.

Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri mengungkapkan, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan dari sisi konsumen, mereka menemukan peningkatan kesejahteraan masyarakat berupa surplus konsumen. Surplus konsumen ini merupakan manfaat yang diperoleh konsumen dari membeli barang atau jasa dengan harga yang lebih rendah dari jumlah harga maksimal yang sebenarnya rela dibayarkan oleh konsumen.

Yose memberi contoh saat konsumen mendapatkan potongan harga. Potongan harga tersebut yang disebut surplus konsumen. Surplus konsumen tersebut dapat dimanfaatkan untuk membeli barang atau jasa lain yang dapat meningkatkan kualitas hidup konsumen.

Bila dilihat dari hasil riset tentang Grab, mereka menemukan bahwa hingga 2018, Grab berkontribusi sekitar Rp 46,14 triliun dalam surplus konsumen di wilayah Jabodetabek. Surplus konsumen tersebut diperoleh dari konsumen GrabBike sebesar Rp 5,73 triliun dan GrabCar sebesar Rp 40,41 triliun.

Hal ini menurut Yose menjadi hal yang menguntungkan. Menurutnya, ekonomi digital mempunyai potensi besar untuk menjadi salah satu faktor pembangun ekonomi inklusif di Indonesia. Oleh karena itu memang penting untuk dipertimbangkan.

"Ini hanya melihat dari sisi Grab. Bila kita terus mengembangkan ekonomi digital, terutama di dunia usaha, UKM, yang akan menerima manfaat dari pengembangan teknologi digital tentu akan semakin bertambah," tambah Yose  dalam diskusi publik bertajuk Manfaat Ekonomi Digital Selasa (23/7) di Fairmont Hotel Jakarta.

Yose juga mengimbau formulasi kebijakan tentang ekonomi digital sebaiknya mempertimbangkan kesejahteraan seluruh pihak terkait sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×