kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Core Indonesia: Ada empat risiko pelebaran defisit APBN dan pembiayaannya


Kamis, 09 April 2020 / 11:26 WIB
Core Indonesia: Ada empat risiko pelebaran defisit APBN dan pembiayaannya
ILUSTRASI. Obligasi


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

Ketiga, risiko terjadinya crowding-out. CORE mengatakan, hal ini bisa terjadi karena pelebaran defisit anggaran akan menyerap banyak likuiditas dari perbankan. Dampaknya, swasta akan semakin kesulitan mencari sumber pembiayaan dari dalam negeri. 

"Kalaupun mereka mencari sumber pembiayaan dari dalam negeri melalui penerbitan surat utang (obligasi), mereka harus menawarkan surat utang dengan imbal hasil yang lebih tinggi untuk bersaing dengan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah,” lanjut Piter dan Yusuf. 

Keempat, risiko peningkatan utang luar negeri (ULN) swasta. Jika sektor swasta kesulitan mencari sumber pembiayaan dari dalam negeri,  opsi utang luar negeri pun akan menjadi pilihan yang lebih menarik, terutama ketika suku bunga di luar negeri cenderung menurun.

Baca Juga: Tangani Covid-19, pemerintah terbitkan obligasi bertenor setengah abad

CORE memperingatkan, peningkatan utang luar negeri swasta perlu menjadi perhatian karena 89% ULN swasta berdenominasi dollar AS dan rentan terhadap fluktuasi nilai tukar. 

Risiko pun bertambah bagi swasta yang menjual barang dan jasa yang terkait komoditas. Sebab, potensi pelemahan harga komoditas bisa berdampak terhadap memburuknya arus kas (cashflow) perusahaan dan berpotensi meningkatkan risiko gagal bayar.

"Faktanya pertumbuhan utang luar negeri swasta yang bergerak di sektor komoditas lebih tinggi dibandingkan sektor-sektor lain seperti manufkatur ataupun keuangan,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×