kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Cor kaki depan istana solidaritas petani Kendeng


Jumat, 24 Maret 2017 / 16:37 WIB
Cor kaki depan istana solidaritas petani Kendeng


Sumber: Kompas.com | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Wafatnya Patmi (48 tahun), petani asal kawasan Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, mengundang solidaritas dari berbagai kalangan. Sebanyak 20 orang melakukan aksi mengecor kaki dengan semen di depan Istana Negara sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan para petani Kendeng, Jumat (24/3)

Mereka berasal dari kalangan pegiat HAM, aktivis lingkungan, dan mahasiswa. Orang-orang itu persis melakukan aksi yang sama yang dilakukan oleh Patmi dan 49 petani Kendeng selama hampir sepekan lalu.

Mereka duduk berdampingan dengan membentuk setengah lingkaran. Di depan 20 orang itu terdapat nisan tiruan yang bertuliskan nama Patmi. Kaki mereka dicor dengan semen dalam sebuah kotak kayu. Beberapa perempuan berdandan menyerupai Patmi.

Mereka mengenakan kain kebaya, selendang dan topi caping. Itu adalah pakaian khas para petani yang selalu dikenakan Patmi saat melakukan aksi cor kaki.

Koordinator aksi, Adi Wibowo dari Konsorsium Pembaruan Agraria mengatakan, kabar wafatnya Patmi justru memperluas dukungan bagi perjuangan petani Kendeng dalam mempertahankan tanahnya dari ancaman pabrik semen yang dinilai merusak lingkungan.

Menurut Adi, meluasnya aksi solidaritas di beberapa daerah tersebut memberikan pesan kepada Presiden Joko Widodo bahwa sebagian masyarakat menolak pembangunan yang merusak lingkungan.

Adi menuturkan, aksi solidaritas yang digalang oleh kalangan masyarakat sipil itu akan terus berlanjut hingga Presiden Jokowi memerintahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mencabut izin lingkungan PT Semen Indonesia.

Selain itu mereka juga menuntut pemerintah menghentikan seluruh kegiatan pabrik semen di kawasan Pegunungan Kendeng. "Pemenuhan pangan dan kebutuhan air lebih mendesak dibanding kebutuhan akan semen. Penambangan semen di wilayah karst akan menghilangkan sumber air para petani," kata Adi.

(Kristian Erdianto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×