Reporter: Hans Henricus | Editor: Tri Adi
JAKARTA. Indonesia dan China menyepakati program aksi perdagangan kedua negara paska kandasnya upaya pemerintah melakukan renegosiasi ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA). Fokus utama program aksi itu adalah menjaga keseimbangan perdagangan antara kedua negara.
Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, inti dari program aksi itu adalah bilamana terjadi ketidakseimbangan dalam perdagangan kedua negara, maka China akan melakukan impor serta membantu sektor industri di Indonesia yang berpotensi ekspor untuk dapat melaksanakan ekspornya. Salah satunya pemerintah akan mendorong ekspor hasil pertanian ke pasar China. Oleh sebab itu, kini pemerintah sedang menyiapkan sejumlah hasil pertanian untuk masuk ke pasar China.
Menurut Mari, memang selama ini eksportir Indonesia sempat mengeluhkan sulitnya produk-prouduk hasil pertanian menembus pasar China lantaran persoalan karantina dan pemasaran. Untuk itu, Indonesia dan China sepakat membentuk sebuah working group yang salah satu tugasnya adalah mengatasi hambatan-hambatan perdagangan kedua negara. "Kita akan menyusun program aksi untuk mengatasi hambatan apapun," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu usai mendampingi Presiden menerima kunjungan Menteri Perdagangan China, Chen Deming di kantor Kepresidenan, Senin (5/4).
Selanjutnya, kata Mari, Indonesia dan China menguslkan peningkatan kerjasama perdagangan antara kedua negara mencapai US$ 50 miliar. Usulan ini akan ditindaklanjuti dalam pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhyono dengan Perdana Menteri China Wen Jiabao dalam kunjungan kehormatannya ke Indonesia pada tanggal 23 hingga 24 April nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













