Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyiratkan, konflik yang terjadi antara China dan Taiwan tidak terlalu berdampak pada Indonesia. Ia juga menyoroti, sebenarnya konflik yang terjadi adalah antara China dan Amerika Serikat (AS).
Memang, ketegangan ini adalah buntut dari kunjungan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi ke Taiwan. Sejak itu, hubungan antara AS dan China kembali memanas dan bahkan menyeret sejumlah negara.
Menurut Airlangga, ketegangan antara AS dan China ini adalah konflik yang relatif klasik, di mana kedua negara tersebut berebut takhta menjadi negara paling adidaya. Yang sebenarnya, narasi terkait perang dagang kedua negara ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu.
Baca Juga: Isu Perang China-Taiwan Semakin Santer, Seberapa Besar Risikonya?
“Ini kita lihat perebutan menjadi nomor satu. Ini sudah relatif klasik. Namun, kami yakin dampak ketegangan ini belum menyeret kemana-mana,” jelas Airlangga saat ditemui awak media, belum lama ini.
Ia menambahkan, konflik antara AS juga tak lepas dari perang dagang dan nilai tambah. Apalagi, mengingat Taiwan merupakan produsen utama produk semi konduktor yang digunakan oleh China. Kalau ini sampai terganggu, maka akan mempengaruhi 10% dari perdagangan China.
“Apalagi semikonduktor ini adalah komoditas yang paling penting di era digitalisasi. Maka, kepentingan China juga dipertaruhkan di sini, karena akan mempengaruhi 10% dari perdagangan China,” tandas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News