kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.144   56,00   0,35%
  • IDX 7.073   89,18   1,28%
  • KOMPAS100 1.057   16,45   1,58%
  • LQ45 831   13,55   1,66%
  • ISSI 215   2,30   1,08%
  • IDX30 423   7,01   1,68%
  • IDXHIDIV20 510   7,78   1,55%
  • IDX80 120   1,85   1,56%
  • IDXV30 125   0,65   0,52%
  • IDXQ30 141   2,02   1,46%

Chatib Basri: Pasar keuangan Indonesia harus siaga hadapi pemulihan ekonomi AS


Senin, 19 April 2021 / 11:57 WIB
Chatib Basri: Pasar keuangan Indonesia harus siaga hadapi pemulihan ekonomi AS
ILUSTRASI. Mantan Menteri Keuangan M Chatib Basri


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan periode 2013 hingga 2014, Chatib Basri, kembali mengingatkan pasar keuangan Indonesia untuk siaga dalam mengantisipasi pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS). 

“Dengan kecepatan ketersediaan vaksin di AS yang seperti ini, pemulihan ekonomi bisa lebih cepat. Pasar keuangan Indonesia harus siap-siap antisipasi,” cuitnya dalam akun Twitter pribadi, @ChatibBasri. 

Chatib mengatakan, mulai pulihnya ekonomi Negeri Paman Sam terlihat dari kesenjangan pengeluaran yang sudah mengecil dan ada risiko peningkatan inflasi. Sehingga, dengan kondisi tersebut, peran stimulus fiskal sebagai penolong sudah tidak pas. 

Kemudian, mengutip dari The Economist, pemulihan ekonomi di AS terpantau dari pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Maret 2021 yang lebih tinggi 2,6% yoy dari periode pandemi 2020. 

Tak hanya itu, peningkatan inflasi ini bahkan merupakan yang tertinggi sejak tahun 2009, atau sejak pemulihan ekonomi dari krisis finansial global. 

Diprediksi, inflasi AS bisa mencapai 3,5% pada bulan Mei 2021. Bahkan, inflasi diyakini mampu melebihi target sasaran Federal Reserve (The Fed) yang dipatok 2%. 

Baca Juga: Dampak stimulus pemulihan Covid-19 terhadap perubahan iklim dinilai masih minim

Sayangnya, peningkatan inflasi ini tak melulu pertanda baik. Ada kekhawatiran masalah inflasi yang meroket bisa mengganggu ketika pemulihan ekonomi benar terjadi. Ini bisa menyebabkan adanya tekanan harga yang berkelanjutan. 

Dengan adanya peningkatan inflasi lebih cepat dari perkiraan ini, bank sentral AS dituntut untuk segera memberikan respons, untuk menurunkan ketidakpastian. 

Selanjutnya: Bank Indonesia minta bank turunkan bunga UMKM, begini respon bankir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×