Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lima negara yang termasuk ekonomi terbesar di kawasan Asia yakni India, Indonesia, Filipina, Singapura dan Korea Selatan telah mengumumkan nilai paket stimulus pemulihan Covid-19 sebesar total US$ 884 miliar. Stimulus fiskal yang dikucurkan dinilai belum signifikan mempertimbangkan upaya pemulihan ekonomi hijau.
Dalam laporan Climate Policy Initiative dan Vivid Economics yang berjudul, “Improving the impact of fiscal stimulus in Asia: An analysis of green recovery investments and opportunities”, dilakukan pemetaan seberapa langkah-langkah stimulus fiskal berkontribusi terhadap ekonomi hijau terkait perubahan iklim tingkat negara selama tahun 2020.
Laporan itu dibuat berdasarkan the Greenness of Stimulus Index (GSI) yang kemudian dikembangkan oleh Vivid Economics untuk menilai implikasi keberlanjutan dari paket stimulus fiskal di lima negara Asia yang termasuk dalam studi tersebut.
Indeks itu menunjukkan bahwa program-program stimulus fiskal yang dikeluarkan oleh negara-negara tersebut tidak cukup mempertimbangkan keberlanjutan dan dampaknya terhadap iklim.
Baca Juga: Demi pasukan AS tetap di Korea Selatan, Seoul setuju mengerek anggaran
Padahal, menurut Direktur Pelaksana Global Climate Policy Initiative (CPI) Barbara Buchner, upaya menghentikan krisis iklim memiliki arti penting dalam pengarusutamaan aksi iklim pada setiap pengambilan keputusan saat ini. "Kita harus melanjutkan tindakan ambisius terhadap perubahan iklim saat dunia pulih dari pandemi, terutama karena triliunan dikucurkan untuk stimulus ekonomi, " ungkap Barbara, Rabu (10/3).
Adapun, temuan dari laporan tersebut menunjukkan Korea Selatan mengeluarkan paket stimulus terbesar dengan nilai US$ 333,7 miliar, diikuti oleh India dengan US$ 332,9 miliar, Singapura US$ 85,7 miliar, Indonesia US$ 74,7 miliar, dan Filipina US$ 17,0 miliar. Sedangkan Persentase paket stimulus yang diambil dari PDB mendapati Singapura menjadi yang terbesar dengan 24%, diikuti oleh Korea Selatan sebesar 20%, India sebesar 12%, Indonesia sebesar 6%, dan Filipina sebesar 4% .
Korea Selatan mengalokasikan sebagian besar paket stimulusnya ke arah ekonomi hijau, yaitu sebesar US$ 37 miliar atau 53% dari langkah-langkah stimulus terkait lingkungan. Sementara itu India hanya mengalokasikan US$ 27,7 miliar atau 31% dari langkah-langkah stimulus terkait lingkungan.
Baca Juga: Inilah rincian tarif listrik PLN per kwh terbaru April-Juni 2021
Sedangkan Indonesia hanya mengalokasikan 4% atau US$ 0,3 miliar yang diarahkan pada ekonomi hijau. Berdasarkan hasil analisis, Filipina dan Singapura tidak memasukkan komitmen green economy dalam paket stimulus mereka.