kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CEO Go-Jek: Industri punya tantangan dalam mengedukasi pemerintah soal regulasi


Kamis, 05 April 2018 / 13:12 WIB
CEO Go-Jek: Industri punya tantangan dalam mengedukasi pemerintah soal regulasi
ILUSTRASI. Nadiem Makarim


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memanfaatkan perkembangan ekonomi digital yang masif jadi agenda pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Namun, banyak regulasi yang masih menghambat industri ini untuk menyumbang pertumbuhan ekonomi di atas angka 5%. Ketidakjelasan regulasi ini menyulitkan pelaku bisnis di sektor digital yang berbasis inovasi.

Nadiem Makarim, CEO Go-Jek mengatakan, pelaku industri saat ini punya tantangan dalam mengedukasi pemerintah terkait pembuatan regulasi. "Regulasi yang sekarang belum mampu mengimbangi kecepatan inovasi yang terjadi, regulasi ini harus cepat pindah dari regulasi berbasis SOP menjadi regulasi berbasis prinsip, misalnya yang mengedepankan keamanan konsumen dan lainnya," ujar Nadiem dalam Forum Indonesia Summit 2018 yang digelar The Economist, Kamis (5/4).

Selain regulasi, sistem pendidikan juga masih jadi kendala. Sistem pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara lainnya.

Rudy Ramawy, Managing Partner Venturra Capital dan Direktur Lippo Grup mengatakan, sistem pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal membuat Indonesia kekurangan talent bagi industri ini. "Sistem pendidikan di Indonesia harus mampu membuat kelas-kelas yang sesuai untuk mendukung inovasi daripada sekadar mencetak siswa menjadi pekerja blue collar," ujar dia dalam kesempatan yang sama.

Nadiem menambahkan, dalam hal pendidikan di era digital ekonomi ada empat bahasa yang harus mampu dimiliki sumber daya manusia Indonesia. "Bahasa pemograman, bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan bahasa data yang berbasis angka, itu jadi kunci penting yang harus dimiliki," ujar Nadiem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×