Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan untuk mendongkrak investasi di tahun ini, pemerintah mengatur strategi ada empat sektor yang menjadi prioritas.
Pertama, industri pada karya yang berorientasi ekspor antara lain farmasi dan alat kesehatan, otomotif, dan elektronik. Kedua, industri energi baru dan terbarukan. Ketiga, infrastruktur. Keempat, pertambangan yang menciptakan nilai tambah.
“Sektor alat kesehatan misalnya ke depan ini potensinya besar, obat dan bahan baku kita 80%-90% impor sebelumnya, kalau tidak ada Covid kita tidak tau kelemahan kita, sekarang kita dorong industri kita mandiri,” kata Bahlil dalam acara Mandiri Investment Forum-Macro Day, Rabu (3/2).
Baca Juga: Dirut Mandiri beberkan alasan mengapa Indonesia lebih menarik jadi tujuan investasi
Dari sisi industri pertambangan, Bahlil mengatakan pemerintah saat ini tengah membangun ekosistem nikel sebagai bahan baku baterai mobil listrik. Makanya, sejak tahun lalu ekspor ore nikel dilarang. Tujuannya untuk menciptakan nilai tambah.
Kata Bahlil, nikel merupakan tambang masa depan. Hampir di seluruh dunia mengusung green energy seperti Uni Eropa (UE), China, dan Amerika Serikat (AS). Salah satu, implementasinya yakni dengan kemunculan mobil listrik.
Dalam hal ini, Bahlil menyampaikan 23,7% cadangan nikel di dunia berada di Indonesia. Alias yang terbanyak di dunia. Sementara, bahan baku mobil listrik lainnya seperti mangan, cobalt, dan aluminium juga bisa didapat di dalam negeri.
Setali tiga uang, Bahlil mengatakan nikel dapat menjadi menggantikan peran ekspor komoditas andalan Indonesia saat ini seperti kayu, batubara, dan emas. Bahkan efek jangka panjangnya, dengan industrialisasi hulu ke hilir industri mobil listrik, dapat memperbaiki neraca perdagangan Indonesia, karena bakal mengurangi impor migas.
“Ini adalah momentum yang harus dijemput Indonesia keluar jadi pemain yang disegani di dunia,” ujar Bahlil.
Baca Juga: Cukai naik setiap tahun, harga rokok tetap terjangkau
Bahlil menyampaikan tahun ini ada empat perusahaan yang berencana mengembangkan atau membangun pabrik di Indonesia. Pertama, LG Energy Solution Ltd dengan nilai investasi sebesar US$ 9,8 miliar untuk membangun industri baterai terintegrasi.
Kedua, Contemporary Amperex Technology Co. Limited atau CATL yang berencana membangun industri baterai terintegrasi dengan nilai foreign direct investment (FDI) mencapai US$ 5,2 miliar.
Ketiga Badische Anilin-und Soda-Fabrik atau BASF berencana membangun industri precursor dan katod. Keempat, Tesla, Inc. yang akan membuat ekosistem industri mobil listrik. Namun, untuk nilai investasi BASF dan Tesla, Bahlil belum bisa menyampaikannya.
Baca Juga: Realisasi naik, Kemenperin serap anggaran Rp 1,98 triliun di tahun 2020
“Kalau empat perusahaan ini masuk ini kolaborasi yang kuat, mereka teknologi, kita sumberdaya alam. Maka investasi terjadi menimbulkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan industri maupun Indonesia secara keseluruhan,” ujar Bahlil.
Bahlil menambahkan, dari sisi wilayah, pemerintah Indonesia telah menyediakan lahan kepada investor asing dan dalam negeri di Kawasan Industri Terpadu (KIT) di Batang Jawa Tengah. Kata Bahlil, permasalahan tanah adalah salah satu kendala utama para investor.
“Silakan bawa modal, silakan teknologi, masalah tanah biar pemerintah yang membuka selama lima tahun pertama gratis, perizinan BKPM yang urus, supaya tidak ada lagi kesan mempersulit. Batang strategis, ada tol, stasiun kereta api, satu jam dari semarang, upahnya sangat murah sekali,” ucap Bahlil.
Selanjutnya: Dirut Mandiri beberkan alasan mengapa Indonesia lebih menarik jadi tujuan investasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News