CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Cara terbaik cegah penularan COVID-19: Hindari kerumunan dan vaksinasi


Senin, 28 Juni 2021 / 13:37 WIB
Cara terbaik cegah penularan COVID-19: Hindari kerumunan dan vaksinasi
ILUSTRASI. Polda Metro Jaya membuka layanan vaksinasi Covid-19 secara massal dengan berkeliling di Kawasan Bulungan, Jakarta, Sabtu (26/6/2021). KONTAN/Fransiskus Simbolon.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Pandemi COVID-19 sudah berjalan lebih dari satu tahun. Virus corona juga mengalami mutasi dan menimbulkan berbagai varian baru. Menghindari kerumunan dan vaksinasi jadi cara terbaik mencegah penularan.

Dengan mengenali varian virus corona, baik yang baru maupun lama, dan memahami gejala serta cara mencegah penularannya, masyarakat bisa menekan lonjakan kasus yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia.

“Virus COVID-19 mudah berubah, varian of concern bagi saya ada dua, yakni varian Alfa (B.1.1.7) dan Delta (B.1.617),” kata Prof. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Anggota Tim Pakar Medis Satgas COVID-19.

"Tetapi, di samping mutasi virus, terjadinya lonjakan kasus juga karena adanya kerumunan," ujar Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana ini, dikutip dari laman covid19.go.id.

Baca Juga: Tak cukup 3M, Covid-19 varian Delta dan varian lain harus dihindari dengan 5M!

Sejumlah hasil penelitian menunjukkan, vaksin COVID-19 masih efektif melawan varian virus corona, terutama Alfa dan Delta. Itu sebabnya, Prof. Mahardika mendukung percepatan vaksinasi yang pemerintah lakukan. 

"Karena dengan 40 hingga 50 persen cakupan vaksinasi COVID-19 di negara-negara Eropa, mereka sudah berani mengadakan Piala Eropa 2021,” imbuh Prof. Mahardika.

Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Universitas Padjadjaran, mengatakan, virus corona sangat-sangat hebat dampaknya. 

"Bila kita terinfeksi virus ini, fatal akibatnya. Sehingga, kita harus benar-benar menghindarinya. Selain harus disiplin menegakkan protokol 5M, maka untuk melengkapinya kita harus divaksinasi,” tegasnya.

Baca Juga: Pecahkan rekor, vaksinasi capai angka 1,3 juta per hari pada Sabtu (26/6)

Vaksin COVID-19, menurut Prof. Kusnandi, efektif dalam memberikan tingkat perlindungan yang diperlukan. Kalaupun terinfeksi, akan mengurangi gejala kesakitan dan risiko kematian bagi pasien COVID-19. 

Karena itu, dia mengingatkan, masyarakat jangan takut divaksinasi tapi harus takut dengan virus corona. “Kita harus memberi pemahaman kepada masyarakat betapa jahatnya COVID-19," katanya. 

"Saya yakin, dengan fakta-fakta yang sekarang ini kita tampilkan, banyaknya kesakitan dan kematian akibat COVID-19, masyarakat mulai sadar pentingnya protokol kesehatan dan vaksinasi,” ujar Prof. Kusnandi.

Melihat kondisi yang Indonesia hadapi saat ini, Dr. Hermawan Saputra, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, berpendapat, cara terbaik memutus mata rantai penularan COVID-19 adalah menghindari kerumunan.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Jokowi targetkan 2 juta dosis vaksinasi harian pada Agustus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×