kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Capim KPK Basaria, siap usut korupsi di kepolisian


Senin, 24 Agustus 2015 / 16:44 WIB
Capim KPK Basaria, siap usut korupsi di kepolisian


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Brigjen Pol Basaria Panjaitan berjanji akan menjaga netralitasnya jika terpilih menjadi komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi dan menangani kasus dugaan korupsi di tubuh kepolisian. Jaminan itu ia sampaikan untuk menepis keraguan Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan KPK.

"Tidak akan terjadi, pasti tidak (membela kepolisian)," kata Basaria saat mengikuti wawancara tahap akhir calon pimpinan KPK di Gedung Setneg, Jakarta, Senin (24/8).

Anggota Pansel KPK, Harkristuti Harkrisnowo menanyakan komitmen Basaria dalam pemberantasan korupsi. Pertanyaan Harkristuti dikaitkan dengan perjalanan karier Basaria di kepolisian sampai menjadi perwira tinggi dan saat ini menjadi Widyaiswara Madya Sespimti Polri. (baca: Alexander: Tak Jadi Pimpinan KPK Juga Tidak Apa-apa, Saya Masih Ada Kerjaan Kok)

Anggota Pansel KPK lainnya, Betti Alisjahbana juga mengungkapkan kekhawatirannya jika Basaria menjadi komisioner KPK akan menghambat pengusutan kasus dugaan korupsi di internal Polri pada kemudian hari. Kekhawatiran itu makin menjadi karena Betti beranggapan kenaikan pangkat Basaria bisa jadi karena dibantu oleh senior yang memiliki pangkat lebih tinggi.

"Ibu bisa percaya soal itu. Di polisi, naik pangkat itu tidak bisa dilakukan oleh satu orang. Kalau soal independen, selama ada dua alat bukti, yang salah tetap salah, yang benar tetap benar," kata Basaria. 

Dalam proses wawancara, Basaria mengungkapkan keinginannya menjadikan KPK sebagai lembaga yang menguatkan Polri dan Kejaksaan Agung dalam pemberantasan korupsi. Ia ingin membentuk organ khusus di tubuh KPK yang menjadikannya sebagai pusat informasi tindak pidana korupsi di seluruh Indonesia.

Basaria merasa mampu menjadi komisioner KPK dengan segudang pengalamannya di kepolisian. Basaria adalah sarjana hukum Sepamilsukwan Polri angkatan 1983/1984. Jabatan di bidang reserse pertama dipegangnya saat ia menjadi perwira Unit Satuan Lidik Direktorat Reserse di Mabes Polri pada 1990. 

Kemudian, dia menjabat sebagai Kepala Bagian Reserse Narkoba Polda NTB (1997-2000). Karier di bidang reserse berlanjut pada tahun-tahun setelahnya. Tahun 2000-2004, Basaria menjabat sebagai Kepala Bagian Reserse Narkoba Polda Jawa Barat. Tahun 2006-2008, dia menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Polda Kepulauan Riau.

Pangkat bintang satu didapat ketika ia menjabat sebagai Kepala Pusat Provos Divisi Profesi dan Pengamanan Polri pada tahun 2009.

Dia pernah memeriksa mantan Kabareskrim, Komjen Susno Duadji, soal pelanggaran kode etik. Tahun 2010 hingga saat ini, Basaria menjabat sebagai Widyaiswara Madya Sespim Polri.

Hari ini, tujuh calon pimpinan (capim) KPK menjalani seleksi tahap akhir, yaitu wawancara mendalam. Mereka adalah Agus Rahardjo, Ade Maman Suherman, Alexander Marwata, Basaria Panjaitan, Budi Santoso, Chesna Fizetty Anwar, dan Firmansyah TG Satya.

Seleksi akhir terhadap 19 capim akan berlangsung hingga Rabu (26/8). Kepada mereka, Pansel KPK akan memverifikasi sejumlah temuan Tim Penelusuran Rekam Jejak serta masukan dari sejumlah lembaga. (Indra Akuntono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×