kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cadev akhir 2016 naik jadi US$ 116,4 miliar


Senin, 09 Januari 2017 / 16:55 WIB
Cadev akhir 2016 naik jadi US$ 116,4 miliar


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Desember 2016 tercatat sebesar US$ 116,4 miliar. Posisi tersebut naik US$ 4,9 miliar dibanding posisi akhir bulan sebelumnya yang sebesar US$ 111,5 miliar.

Peningkatan cadev tersebut dipengaruhi penerbitan global bonds dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah serta penerimaan pajak dan devisa migas. Penerimaan cadev tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan surat berharga BI (SBBI) valas jatuh tempo Desember 2016.

"Posisi cadangan devisa per akhir Desember 2016 tersebut cukup untuk membiayai 8,8 bulan impor atau 8,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam keterangan resmi, Senin (9/1).

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya mengatakan, kebutuhan cadev untuk pembayaran utang pemerintah di akhir tahun memang mengalami peningkatan. Namun demikian, pemasukan cadev jauh lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan tersebut.

"Dan kurs rupiah itu stabil, jadi kebutuhan stabilisasi di Desember jauh lebih kecil dibanding November pasca pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS)," kata Perry akhir pekan lalu

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI, kurs rupiah berada di level Rp 13.436 per dollar AS pada 30 Desember 2016. Posisi tersebut menguat dibanding 1 Desember 2016 yang berada di level Rp 13.582 per dollar AS.

Ia mengatakan, besarnya pemasukan cadev tersebut dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan yang cukup baik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan Januari-November 2016 sebesar US$ 7,79 miliar, bahkan telah melampaui surplus neraca perdagangan Januari-Desember 2015 yang sebesar US$ 7,67 miliar.

Selain itu, pemasukan cadev tersebut juga terbantu oleh penerbitan SBN berdenominasi dollar AS yang dilakukan pemerintah. Pada awal Desember 2016, pemerintah menerbitkan global bond sebesar US$ 3,5 miliar sebagai langkah pembiayaan di awal untuk memenuhi kebutuhan di bulan Januari 2017 atau prefunding.

Peningkatan cadev tersebut sejalan dengan besaran arus modal asing yang masuk (capital inflow) hingga akhir tahun. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, besaran capital inflow sepanjang 2016 baik pasar surat berharga negara (SBN), saham, dan obligasi korporasi mencapai Rp 126 triliun. Jumlah tersebut lebih besar dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 50 triliun.

Peningkatan inflow tersebut lanjut dia, terutama ditopang oleh dana repatriasi yang masuk dari program pengampunan pajak (tax amnesty) yang mayoritas masuk ke pasar SBN, saham, dan obligasi korporasi. Hingga 27 Desember 2016, realisasi repatriasi amnesti pajak baru mencapai sekitar Rp 89 trliun dari komitmen Rp 141 triliun.

"Di pasar ekuitas, pasar obligasi korporasi itu terjadi peningkatan bahkan sampai Rp 150 triliun sepanjang 2016," kata Agus akhir pekan lalu. Menurut Agus, capital inflow tersebut membuat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terapresiasi 2,34% dan menempati posisi terbaik kedua di Asia setelah Yen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×