kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Capital inflow dongkrak cadangan devisa akhir 2016


Senin, 09 Januari 2017 / 07:47 WIB
Capital inflow dongkrak cadangan devisa akhir 2016


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) yakin cadangan devisa akhir tahun 2016 akan lebih tinggi. Gubernur BI Agus Martowardojo bilang, walau ada capital outlflow di awal tahun, namun secara total capital inflow sepanjang 2016 lebih baik.

Total capital outflow di pasar surat berharga negara (SBN), saham, dan obligasi korporasi mencapai Rp 126 triliun di 2016. Jumlah itu lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang Rp 50 triliun.

Peningkatan inflow, menurut Agus, ditopang oleh dana repatriasi yang masuk dari program pengampunan pajak. Dana tersebut mayoritas masuk ke pasar SBN, saham, dan obligasi korporasi. Hingga 27 Desember 2016, realisasi repatriasi mencapai Rp 89 triiun dari komitmen Rp 141 triliun.

Capital inflow telah membuat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS naik 2,34% dan menempati posisi terbaik kedua di Asia setelah Yen. "Di pasar ekuitas, pasar obligasi korporasi meningkat sampai Rp 150 triliun sepanjang 2016," kata Agus, akhir pekan lalu.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengakui, kebutuhan cadangan devisa untuk pembayaran utang pemerintah di akhir tahun meningkat. Namun pemasukan jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan itu.

"Kurs rupiah itu stabil, jadi kebutuhan stabilisasi di Desember jauh lebih kecil dibanding November pasca pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS)," kata Perry.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI, kurs rupiah di level Rp 13.436 per dollar AS pada 30 Desember 2016. Posisi itu menguat dibanding 1 Desember 2016 di level Rp 13.582 per dollar AS.

Cadangan devisa juga naik seiring surplus neraca perdagangan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan Januari-November 2016 sebesar US$ 7,79 miliar, angka itu melampaui surplus Januari-Desember 2015 sebesar US$ 7,67 miliar.

Cadangan devisa juga terbantu penerbitan global bond berdenominasi dollar AS yang dilakukan pemerintah di awal Desember 2016 senilai US$ 3,5 miliar. Sayang Agus dan Perry tak menyebut berapa kenaikannya.

Hanya saja, cadangan devisa November 2017 sebesar US$ 111,5 miliar. Perry menuturkan, posisi cadangan devisa per akhir 2016, akan diumumkan oleh BI pada Senin (9/1).

Kepala Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi dan Ekonom Maybank Indonesia Juniman yakin cadangan devisa akhir 2016 akan meningkat minimal US$ 2,5 miliar menjadi US$ 114 miliar karena penerbitan global bond, amnesti pajak, surplus neraca perdagangan, dan biaya intervensi Desember 2016 lebih kecil.

Juniman memperkirakan, cadangan devisa akhir tahun minimal mencapai US$ 115 miliar. Jika repatriasi amnesti pajak sukses alias seluruhnya masuk ke Indonesia, ia perkirakan posisi cadev bisa mencapai US$ 118 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×