kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Cadangan devisa hingga akhir tahun diprediksi sekitar US$ 136 miliar-US$ 139 miliar


Jumat, 07 Mei 2021 / 18:38 WIB
Cadangan devisa hingga akhir tahun diprediksi sekitar US$ 136 miliar-US$ 139 miliar
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2021 tercatat sebesar US$ 138,8 miliar.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2021 tercatat sebesar US$ 138,8 miliar, naik dibandingkan dengan akhir Maret  2021 sebesar US$ 137,1 miliar.

Pengamat ekonomi dan perbankan Ryan Kiryanto mengatakan, posisi cadangan devisa Indonesia tersebut mencerminkan kodisi yang sehat di mata dunia internasional. Sebab tak banyak negara yang cadangan devisanya naik konsisten sejak awal tahun ini meski pandemi virus corona masih berlangsung hingga kini.

Dia memperkiratan, hingga pengujung tahun ini, cadangan devisa berada di kisaran US$ 136 miliar sampai dengan US$ 139 miliar. Menurutnya, penarikan utang luar negeri oleh pemerintah masih menjadi penopang cadangan devisia. Selain itu, geliat ekspor barang-barang Indonesia pun menjadi katalis postif sejalan dengan peningkatan demand global, seperti China.

Baca Juga: Cadev tembus US$ 138,8 miliar, ini sentimen positif dan negatif hingga akhir tahun

Kendati demikian, Ryan mengatakan, pada kuartal IV-2021 impor akan menjadi salah satu batu sandungan. Sebab, dengan aktivitas ekonomi yang makin pulih kebutuhan industri atas impor barang modal akan bertambah, terlebih vaksin virus corona juga masih didatangkan dari luar negeri yang ditransaksikan menggunakan dollar Amerika Serikat (AS).

“Mesk demikian, pertumbuhan impor tentunya punya dampak postif terhadap ekonomi, selama barang merupakan barang untuk produksi dan penangulangan kesehatan. Karenanya, indikator pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat dengan PMI manufaktur yang sudah berada di level ekspansi hingga April lalu,” ujar Ryan kepada Kontan.co.id, Jumat (7/5).

Di sisi lain, cadangan devisa Indonesia masih akan dibayangi oleh pemulihan ekonomi AS, sehingga market dipengaruhi isu taper tantrum. Alhasil volatilitas nilai tukar rupiah cenderung akan bergejolak.

Alhasil, Ryan memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.000 hingga Rp 14.500 per dollar AS hingga akhir 2021. “Cukup baik karena di tengan kondisi seperti ini rupiah tetap bisa stabil di level tersebut,” kata dia.

Selanjutnya: Cadangan devisa naik jadi US$ 138,8 miliar pada Akhir April 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×