Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Cadangan devisa diproyeksi kembali naik pada Agustus 2024. Sentimen yang bisa mengerek cadangan devisa datang dari penguatan nilai tukar rupiah dan defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang masih dalam target sasaran Bank Indonesia (BI).
Adapun nilai tukar rupiah saat ini dalam tren menguat dan betah berada di bawah Rp 16.000 per dolar AS. Namun, Kamis (22/8), kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,64% ke posisi Rp 15.600 per dolar AS.
Sementara itu, CAD pada kuartal II 2024 tercatat sebesar US$ 3 miliar, yang setara dengan 0,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB). CAD ini meningkat dari kuartal sebelumnya yang mencapai defisit US$ 2,4 miliar atau 0,7% dari PDB.
Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalia Situmorang mengatakan, posisi cadangan devisa pada Agustus 2024 akan optimal sejalan dengan kondisi nilai tukar rupiah yang berangsur menguat, sehingga akan mengurangi tekanan penurunan cadangan devisa.
Baca Juga: BI Proyeksi Defisit Neraca Transaksi Berjalan pada Kuartal II 2024 Rendah
“Sejalan dengan perkembangan naiknya CAD yang masih dalam range diperkirakan oleh BI, sehingga kita lihat dari terkendalinya CAD dan nilai tukar rupiah yang menguat, ya akan optimal (mendorong) posisi cadangan devisa,” tutur Ana kepada Kontan, Kamis (22/8).
Ana menambahkan, meskipun ke depan posisi cadangan devisa akan turun dari level terakhir Juli 2024 yakni sebesar US$ 145,4 miliar, namun dampaknya tidak akan terlalu signifikan. Asalkan, kondisi nilai tukar rupiah tetap stabil.
“Karena kalau cadangan devisa terlalu banyak akibat penerbitan global bonds malah nggak optimal dari sisi pengendalian utang pemerintah,” ungkapnya.
Untuk diketahui, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2024 tercatat sebesar US$ 145,4 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juni 2024 sebesar US$ 140,2 miliar.
Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.
Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2024 setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News