kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga kredit 2017 ditarget 7%


Jumat, 26 Februari 2016 / 12:45 WIB
Bunga kredit 2017 ditarget 7%


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Pemerintah akan terus mendorong penurunan suku bunga kredit perbankan di Indonesia.

Jika tahun ini ditargetkan suku bunga kredit bank turun hingga level 9%, maka tahun depan atau  tahun 2017 ditargetkan turun lagi menjadi 7%-8%.

Target penurunan suku bunga kredit hingga 7% tersebut diungkapkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Menurut JK, dengan bunga kredit yang rendah tersebut, perbankan nasional akan lebih banyak dilirik oleh industri atau para pengusaha di dalam negeri.

"Yang tadinya mengandalkan pinjaman dari luar negeri, akan beralih mencari kredit ke perbankan nasional," katanya, Kamis (25/2).

Menurutnya, selama ini banyak perusahaan yang mengandalkan pembiayaan dari bank luar negeri karena tingginya biaya pinjaman (cost of financing) perbankan nasional akibat permintaan bunga simpanan yang terlalu tinggi.

Dengan bunga simpanan dan kredit yang lebih rendah, otomatis biaya yang harus ditanggung bank lebih rendah.

Jika bunga kredit benar-benar turun pada tahun ini dan tahun depan, bukan saja industri dalam negeri yang tertolong, namun pemerintah juga akan merasakan dampaknya karena beban utang luar negeri dari sektor swasta berkurang.

Utang luar negeri swasta selama ini selalu mengancam neraca pembayaran Indonesia (NPI). 

Jika defisit NPI terus terjadi karena adanya arus dana keluar atau capital outflow, maka kurs rupiah juga terpengaruh jadi lemah.

Sebab itu, menurut JK  pemerintah tengah berupaya menurunkan bunga kredit mencapai single digit.

Berbagai langkah untuk menurunkan lending rate tersebut diantaranya dengan mendorong agar perbankan bisa lebih efisien.

Selain itu kebijakan Bank Indonesia yang melonggarkan kebijakan moneternya juga sangat berdampak.

JK mengapresiasi keputusan BI yang telah menurunkan BI rate dua kali di Januari dan Februari sebesar 50 basis points (bps) sehingga BI rate kini turun menjadi 7%.

Sebelumnya Menteri Koordinator Ekonomi Darmin Nasution mengatakan, untuk menarik bunga perbankan turun, pemerintah berencana membatasi bunga simpanan deposito untuk simpanan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bank hanya 5%.

Batasan ini lebih rendah dari bunga deposito bank saat ini rata-rata sebesar 7% (Harian KONTAN, 24 Februari 2016).

Dengan target inflasi akhir tahun ini maksimal 4%, Darmin bilang, level bunga deposito yang pas dengan inflasi tersebut adalah 5%.

"Bunga sebesar itu masih positif bagi bank," kata Darmin.

Darmin yakin, kebijakan yang akan diterapkan pemerintah ini tak akan merugikan perbankan.

Sebab, tingkat bunga ini tak akan mengarah ke level negatif. Pemerintah, hanya ingin agar bunga deposito ditekan turun, sehingga biaya dana (cost of fund) bank bisa ditekan.

Dengan begitu, imbasnya bunga kredit juga bakal berpeluang turun.

Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, keinginan pemerintah menurunkan bunga kredit menjadi single digit tidak akan mengganggu likuiditas perbankan.

Sebab dengan suku bunga kredit rendah, permintaan kredit akan meningkat.

Namun diakui kebijakan ini akan mengorbankan bunga deposito, sehingga mengancam pertumbuhan dana deposito.

Jika pertumbuhan kredit lebih tinggi dari ekspektasi, harus didukung likuiditas untuk memenuhi kredit.

Juda bilang, BI bisa kembali menurunkan giro wajib minimum (GWM) primer agar likuiditas terjaga.

Namun itu tergantung perkembangan pertumbuhan kredit perbankan.

BI mencatat, rata-rata bunga deposito perbankan pada Januari 2016 turun sebesar 0,06%.

Penurunan yang sangat rendah itu terjadi setelah BI rate turun sebesar 25 bps (0,25%) di Januari lalu.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×