Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - KLATEN. Perum Bulog merespon beredarnya video viral beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang tak sesuai takaran atau kurang dari 5kg.
Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Marga Taufiq menegaskan bahwa video yang beredar bukanlah beras yang diproduksi oleh Bulog.
"Bukan, itu bukan punya Bulog itu palsu dan beritanya tidak benar," kata Taufiq dijumpai di usai Panen Raya Gabah di Klaten, Kamis (21/3).
Bulog berkomitmen memproduksi beras sesuai dengan standar. Menurut Taufiq, beras SPHP yang diperdagangkan Bulog seluruhnya dikemas dengan berat 5 kg.
Pihaknya juga menyebut, produksi Bulog diawasi ketat. Sehingga tidak memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan kecurangan takaran.
"Kita diawasi, semua mata memandang kita. Bahkan kita sendiri kalau ada yang ketahuan langsung di tindak," jelasnya.
Baca Juga: Bulog Kediri Realisasikan Penyerapan Gabah & Beras Petani Terbesar di Jatim
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN), Moga Simatupang mengatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengetahui praktik curang tersebut.
Selain itu, kini pihak Bareskrim Polri tengah menyelidiki kasus kecurangan tersebut. "Sudah, kita sudah dengar. Itu sedang diproses sama Bareskrim Polri," beber Moga seusai penindakan SPBU nakal di Bogor, Rabu (19/3).
Moga menyebut, praktik kecurangan ini telah melanggar Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Dalam beleid itu, pelaku usaha wajib menyediakan barang dan jasa yang sesuai ukuran, takaran, serta timbangan.
Dia juga menjelaskan pada UU tersebut mengatur tentang kewajiban pelaku usaha dalam menyediakan barang dan jasa yang sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan, dan jumlah yang sebenarnya.
"Jika tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah menurut ukuran hitungan yang sebenarnya kan ada sanksinya di situ," bebernya.
Untuk diketahui sebelumnya, informasi soal beras yang tak sesuai takaran beredar dari video di Youtube Short. Dalam video yang viral itu, kemasan yang tertulis yaitu 5 kg, namun ketika ditimbang berat beras hanya 4 kg. Advertisements Akan tetapi, beras dari video yang viral tersebut bukan beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), melainkan beras premium.
Baca Juga: Temuan Beras Berkutu, Wamentan : Kami Perbaiki Sirkulasi Beras di Bulog
Selanjutnya: Ketidakpastian Tinggi, Tren Bearish Membayangi Mata Uang Komoditas
Menarik Dibaca: Denpasar Diguyur Hujan Hampir Seharian, Simak Cuaca Besok di Bali
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News