Sumber: KONTAN | Editor: Tri Adi
JAKARTA. Inflasi yang mulai merangkak naik tampaknya belum cukup untuk menggoyahkan bunga acuan alias BI Rate. Sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN kemarin (2/6) memproyeksikan, BI akan tetap mempertahankan BI-rate bulan ini di 6,5%.
Menurut Eric Alexander Sugandi, ekonom Standard Chartered Bank, meski ada kecendrungan terus menanjak, inflasi masih terbilang rendah. Apalagi pergerakan nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan. "Jadi tidak ada alasan menaikkan BI Rate saat ini," tegasnya.
Bahkan, Eric memperkirakan, BI-rate masih akan tetap bertengger di level 6,5% hingga triwulan tiga 2010. Pasalnya, masih belum ada indikator kuat yang mendorong BI Rate naik. "Baru pada kuartal keempat diperkirakan terjadi kenaikan," ujar dia.
Menurut Erci, BI-rate akan naik 25 basis poin pada Oktober dan November mendatang. Sehingga akhir tahun BI Rate mencapai 7%.
Faktor utamanya adalah kenaikan harga minyak mentah dunia. Lalu, inflasi yang tinggi akibat kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan momen lebaran. "Tekanan inflasi lebih besar dan BI tentu akan mengantisipasi akibat kenaikan itu, apalagi jika distribusi BBM bersubsidi tertutup jadi dilaksanakan," ucap dia.
Tapi, jika pembatasan pemakaian Premium batal dilaksanakan tahun ini, "BI-rate bisa ditahan di posisis 6,5% hingga akhir tahun nanti," ujar Eric.
Kepala Ekonom BCA David Sumual juga memproyeksikan, BI-rate baru akan naik pada triwulan empat nanti nanti hingga menyentuh angka 7%. "Sekarang prediksinya masih sama di 6,5%. Karena, inflasi Mei masih relatif tidak terlalu signifikan meski sudah mulai naik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News