kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BPS skeptis konsumsi mampu tumbuh di atas 5% pada semester II/2018


Senin, 06 Agustus 2018 / 13:55 WIB
BPS skeptis konsumsi mampu tumbuh di atas 5% pada semester II/2018
ILUSTRASI. Pengumuman inflasi oleh BPS


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Agung Jatmiko

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan konsumsi pada kuartal II/2018 mencapai 5,14%. Namun demikian, BPS menilai pertumbuhan konsumsi yang mencapai lebih dari 5% ini tidak akan terjadi lagi pada sisa tahun ini.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan geliat konsumsi rumah tangga pada sisa dua kuartal terakhir ini sulit untuk mencapai di atas 5% karena momentum pendorongnya sudah habis di kuartal kedua.

“Konsumsi tumbuh 5,14% ini luar biasa. Kalau dibilang akan lebih kuat, akan berat,” kata Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta Senin (6/8).

Ia menjelaskan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tinggi pada kuartal II/2018 lebih didorong oleh momen lebaran, penyaluran tunjangan hari raya (THR) bagi aparatur negara, dan belanja pemerintah yang mencakup bantuan sosial atau bansos.

Namun, pada sisa tahun ini, sentimen yang memacu konsumsi tidak lagi banyak seperti kuartal II.

“Kecuali di kuartal IV/2018, karena ada libur panjang dan persiapan menjelang natal dan tahun baru. Kemudian belanja pemerintah harus terus digalakkan, jangan numpuk di kuartal IV,” katanya.

Selain merilis data pertumbuhan ekonomi, BPS hari ini juga merilis data Indeks Tendensi Konsumen (ITK). BPS mencatat ITK pada kuartal II sejalan dengan pertumbuhan konsumsi, yakni sebesar 125,43.

Namun, pada kuartal III/2018, ITK menunjukkan adanya pesimisme dari konsumen. Hal ini tercermin dari angka ITK yang merosot jadi 96,99.

“THR dan yang lain sudah dapat, jadi pendapatannya tidak sebesar biasanya,” ujar dia.

“Ketika tidak ada pendapatan, maka rencana pembelian barang tahan lama, rekreasi dan pesta juga berkurang,” lanjutnya.

Berdasarkan data BPS, konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang terbesar perekonomian. Konsumsi rumah tangga menyumbang 55,43% terhadap produk domestik bruto (PDB). PDB atas dasar harga berlaku kuartal II/2018 sendiri mencapai Rp 3.683,9 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 2.603,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×