Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang bulan Desember beberapa komoditas menanjak dan membuat defisit neraca dagang bulan lalu menipis. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, peningkatan komoditas yang paling signifikan adalah minyak mentah.
Asal tahu saja, rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) naik 6,20% dari US$ 63,26 per barel di bulan November 2019 menjadi US$ 67,18 per barel pada Desember 2019 lalu.
"Kenaikan harga minyak ini perlu diwaspadai, apalagi dengan adanya masalah geopolitik antara Amerika Serikat dan Iran," jelas Suhariyanto, Kamis (15/1).
Baca Juga: BPS: Nilai ekspor bulan Desember 2019 meningkat 3,77%
Selain itu, ada juga harga komoditas non minyak dan gas (non migas) yang juga terkerek harganya di akhir tahun adalah minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) yang naik 12,67% dibanding bulan sebelumnya. Selain CPO, ternyata harga karet juga menguat 7,35%. Komoditas lainnya yang berhasil meningkatkan harganya adalah timah, tembaga, dan emas.
Menurut Suhariyanto, peningkatan harga ini tentu akan berpengaruh pada nilai ekspor Indonesia karena sebesar 11,37% berasal dari lemak dan hewan nabati.
Sementara itu, ada juga komoditas yang mengalami penurunan harga seperti nikel, seng, cokelat, perak, alumunium. Ada juga penurunan harga komoditas batubara yang turun 1,21% dibanding bulan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News