Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Edy Can
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, inflasi 2011 tidak akan melebihi dari 4,15%. Dengan catatan, angka inflasi pada Desember mendatang sama dengan tahun lalu yang sebesar 0,92%.
Sebelumnya, pada analis memperkirakan inflasi Desember 2011 akan sedikit lebih tinggi dari November. Hal ini berkaitan dengan liburan akhir tahun dan perayaan hari Natal.
Laju inflasi November 2011 sendiri sebesar 0,34%. Deputi Statistik bidang Distribusi dan Jasa BPS Djamal mengatakan, penyumbang inflasi terbesar pada November lalu adalah emas sebesar 0,1%. "Kalau pada Oktober lalu emas menyumbang deflasi, sekarang emas menyumbang inflasi," katanya, Kamis (1/12).
Penyumbang inflasi lainnya adalah cabe merah yang menyumbang inflasi 0,09%, beras 0,06%, dan telur ayam 0,03%. "Ada kenaikan harga cabe merah karena musim hujan," ujar dia.
Sementara itu andil inflasi dari bahan makanan sebesar 0,12%, makanan jadi 0,03%, perumahan 0,05%, sandang 0,11%, kesehatan 0,01%, kelompok pendidikan 0,00%, dan transportasi komunikasi sebesar 0,02%. Sementara komponen yang menyumbang deflasi adalah ikan segar sebesar -0,05%.
Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender sebesar 3,20%. Sementara inflasi year on year tercatat 4,15%, inflasi komponen inti November 0,31% dan inflasi inti year on year sebesar 4,44%. Djamal menerangkan, inflasi komponen inti cukup tinggi karena ada kenaikan harga barang dan jasa, emas, sewa rumah, dan bahan bakar.
Dari 66 kota, terdapat 50 kota yang mengalami inflasi dan 16 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Mataram sebesar 1,25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News