Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) menilai kemiskinan dan kesenjangan sosial selama dua tahun terakhir terus terjadi penurunan tapi relatif lamban. Deputi Bidang Statistik Sosial Sairi mengatakan, kemiskinan pada Maret 2014 persentase penduduk miskin sebesar 11,25%. Jumlah tersebut turun di dua tahun terakhir menjadi 10,86% per Maret 2016.
Penurunan persentase penduduk miskin di kota jauh lebih cepat dibanding di pedesaan. "Di kota pada Maret 2014 menunjukkan persentase kemiskinan sebesar 8,34% atau turun sekitar 0,55 poin dibanding Maret tahun ini yang sebesar 7,79%," ungkap Sairi kepada KONTAN, Selasa (18/10).
Sementara di pedesaan penurunan persentase penduduk miskin hanya 0,26 poin pada periode yang sama yakni 14,37% di Maret 2014 menjadi 14,11% di Maret 2016.
Menurut Sairi, lambannya penurunan persentase penduduk penduduk miskin di pedesaan diduga kuat terkait dengan lambannya kenaikan upah buruh tani dan tingginya jumlah petani gurem terutama di pedesaan Jawa.
Sedangkan di perkotaan, dengan pertumbuhan ekonomi yg relatif baik di sektor industri dan sektor konstruksi menyebabkan upah buruh kasar di perkotaan meningkat lebih cepat dibandingkan upah buruh tani di pedesaan. Angka inflasi di pedesaan juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan.
"Jadi dapat disimpulkan, selama dua tahun terakhir terus terjadi penurunan kemiskinan tetapi relatif lamban. Di kota penurunan berlangsung lebih cepat di bandingkan dengan di perkotaan," tutup Sairi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News