Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kenaikan nilai ekspor dan impor pada Agustus 2016 dibandingkan Juli 2016 diperkirakan hanya bersifat sementara. Kinerja ekspor dan impor per September diproyeksi akan lebih rendah.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, kenaikan ekspor impor bulan lalu terjadi karena kembali normalnya aktivitas perdagangan internasional pascalebaran pada Juli 2016. Menurutnya, banyaknya hari libur pada bulan Juli menyebabkan suplai ekspor dari Indonesia lebih sedikit. Sehingga harga barang ekspor Indonesia meningkat.
"Setelah lebaran, pembeli di seluruh dunia pasti butuh barang yang selama ini kurang. Karena kurang pasti harganya naik," kata Sasmito, Kamis (15/9). BPS mencatat, rata-rata harga agregat barang ekspor Indonesia naik 15,34% dibandingkan bulan sebelumnya.
Di sisi lain, berdasarkan polanya, permintaan dari dalam negeri juga meningkat pascalebaran. Hal ini pula yang menyebabkan impor Indonesia bulan lalu meningkat.
Nilai ekspor pada Agustus 2016 tercatat sebesar US$ 12,36 miliar, naik 32,54% dibandingkan bulan Juli 2016, walaupun masih turun 0,74% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara, nilai impor Agustus 2016 sebesar US$ 12,34 miliar, naik 36,84% dibanding Juli 2016 dan masih turun 0,49% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sementara berdasarkan polanya, lanjut Sasmito, baik ekspor maupun impor bulan September cenderung menurun. Ekspor dan impor, baru akan meningkat lagi di akhir tahun.
Meski demikian, ia memproyeksi kinerja ekspor Indonesia pada tahun ini akan sulit menyamai tahun lalu yang mencapai US$ 150,37 miliar lantaran kondisi global yang belum sepenuhnya membaik. Dengan capaian ekspor hingga Agustus 2016 sebesar US$ 91,73 miliar, dibutuhkan ekspor masing-masing US$ 15 miliar di sisa empat bulan tahun ini untuk menyamai ekspor tahun lalu.
Begitu juga dengan kinerja impor yang diperkirakan menujukkan tren penurunan walaupun pembangunan infrastruktur tetap berjalan. "Kami harapkan masih ada peluang surplus," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News