Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih merebaknya pandemi Covid-19, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan rasio gini di tahun 2020 bisa menurun.
"Ini dimungkinkan karena terjadinya penurunan pengeluaran atau daya beli pada kelompok penduduk, terutama yang menengah ke atas," tutur Kepala BPS Suhariyanto dalam bahan paparannya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis (30/4).
Baca Juga: Survei BPS: pengeluaran bertambah, pendapatan lebih dari 50% responden turun
Sementara itu, BPS juga melihat adanya potensi penurunan tingkat pengeluaran oleh kelompok penduduk menengah ke bawah. Namun, penurunannya diramal tidak akan secepat pada kelompok menengah atas.
Pasalnya, kelompok ini juga terbantu oleh adanya berbagai program bantuan sosial (bansos) yang digelontorkan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah, serta organisasi di luar pemerintah seperti komunitas sosial, dll.
Baca Juga: Indeks volatilitas melonjak tajam akibat Covid-19, BI: Negara-negara bertindak cepat
Sebagai tambahan informasi, BPS terakhir mencatat rasio gini pada September 2019 sebesar 0,380. Ini menurun tipis dari rasio gini pada Maret 2019 yang sebesar 0,382. Secara regional, rasio gini tertinggi terjadi di Yogyakarta, yaitu sebesar 0,428 dan yang terendah di Kepulauan Bangka Belitung yang sebesar 0,262.
Ketimpangan di perkotaan juga tercatat lebih tinggi daripada di pedesaan. Rasio gini di daerah perkotaan tercatat sebesar 0,391 dan di pedesaan sebesar 0,262. BPS juga mencatat, sebanyak 40% penduduk terbawah menikmati 17,71% dari total pengeluaran penduduk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News